Susi Air di Malinau
Alasan Bupati Malinau Tolak Ganti Rugi Rp 8,9 Miliar kepada Susi Air
Pemkab Malinau membantah telah membatalkan sepihak kontrak dengan Susi Air terkait penyewaan hanggar.
"Ya pasti ada alasannya. Alasannya lebih baik lah. Kalau anda punya rumah dan ada yang menawar rumahnya lebih baik, harganya misalnya dan itu lebih menguntungkan pemerintah daerah. Kenapa tidak," ujar Wempi.
Wempi menuturkan permasalahan penyewaan hanggar murni masalah bisnis. Adapun penilaian yang diberikan Pemda Malinau juga telah dilakukan secara objektif.
"Iya tidak ada masalah lain kok. Kontrak sudah habis dan kita sepakat untuk memberikan kepada siapa saja. Kita sebagai pemilik kan apa salahnya," jelas Wempi.
Di sisi lain, kata Wempi, pihaknya masih menunggu pihak Susi Air untuk memberikan berita acara penyerahan hanggar kepada Pemda.
Selanjutnya, hanggar tersebut baru bisa ditempati oleh Smart Aviation.
"Saya menunggu laporan. Saya baru dengar laporannya kan sudah kosong. Susi sudah mengeluarkan satu pesawat yang kemarin belum bisa dikeluarkan karena alasannya masih menunggu sparepart sekian bulan kan dia minta. 3 bulan kan dia minta. Ternyata bisa dikeluarkan dengan cepat. Dan itu bisa dikeluarkan secara mandiri dan kami tidak ikut keluarkan satu pesawat itu," kata Wempi.
Saat ditemui, CEO Smart Aviation, Pongky Majaya pun mengungkapkan program yang ditawarkan perseroan kepada Pemda Malinau jika mereka terpilih menjadi penyewa hanggar baru di Bandar Udara Robert Atty Bessing Malinau.
Program pertama, kata Pongky, Smart Aviation selalu memberdayakan putra-putri lokal untuk bekerja di perusahaan besutannya.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pilot hingga teknisi yang berasal dari penduduk daerah setempat.
"Prinsipnya Smart Aviation kita beroperasi di suatu daerah, kami mencoba memberdayakan anak-anak lokal. Yang kami berdayakan bukan cuma kelas karyawan rendahan tapi hingga pilot sampai engineering kita sekolahkan. Itu sebagai CSR," ujar Pongky.
Pongky menyebut perusahaan juga membatasi pilot asing bekerja di Smart Aviation.
Hal ini yang dianggap menjadi nilai positif perusahaannya terpilih menjadi penyewa baru hanggar di Malinau.
"Kami membatasi pilot asing untuk terbang di perusahaan kami, kecuali instruktur. Itu yang menyebabkan mungkin penilaian Pak Bupati dan tim. Saya kira itu poin positif kami," jelas Pongky.
Baca juga: Kronologi Pengusiran Pesawat dari Hanggar Bandara Malinau Versi Susi Air
Lebih lanjut, Pongky menyatakan bahwa Smart Aviation juga telah memiliki Authorized Maintenance Organization (AMO).
Dengan begitu, operator lain bisa bekerja sama untuk memakai Hanggar untuk kegiatan maintenance bersama-sama tanpa adanya monopoli.
"Kami punya AMO. AMO itu bengkel pesawat. Yang kami tawarkan adalah ketika kami menempati hanggar tersebut sangat terbuka kemungkinan siapapun operatornya untuk ikut bersama sama menggunakan bersama," jelas Pongky.
Dengan begitu, kata dia, program tersebut tak hanya menguntungkan satu pihak saja. Di sisi lain, Pemda Malinau juga turut merasakan dampak dengan kebijakan tersebut.
"Sehingga yang diuntungkan oleh Pemda semakin banyak operator yang beroperasi yang diuntungkan adalah Pemda sendiri. Masyarakat yang memerlukan bisa memilih antara A B C D," pungkas Pongky.(Tribun Network/igm/wly)