Rabu, 1 Oktober 2025

Harga Saham Bank Digital Melambung, Tapi Investor Kawakan Ini Malah Bilang Kemahalan, Ini Sebabnya

Bank-bank dengan konsep terbaru yang melantai di bursa ini kinerjanya langsung mengilap dengan harga saham yang melambung.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Warren Buffet Indonesia, Lo Kheng Hong 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tahun 2021 lalu memang menjadi tahunnya emiten bank digital.

Bank-bank dengan konsep terbaru yang melantai di bursa ini kinerjanya langsung mengilap dengan harga saham yang melambung.

Bahkan, harga sejumlah saham bank digital dinilai sudah terlalu mahal, dengan nilai price to book value (PBV) yang telah mencapai double digit.

Investor kawakan Lo Kheng Hong turut menyoroti fenomena tersebut. Menurut dia, harga sejumlah bank digital saat ini sudah tidak masuk akal.

Baca juga: Investasi Reksa Dana Berbasis Saham Luar Negeri, Berapa Setoran Awalnya? 

"Sekarang banyak sekali bank-bank digital, harga yang saya lihat valuasinya sampai price to book 50 kali. Padahal asetnya di bawah Rp 10 triliun," kata dia, dalam diskusi virtual yang digelar BCA, dikutip Rabu (9/2/2022).

"Itu bagi saya sangat mengerikan. Saya pasti enggak berani sentuh seperti itu," ujarnya.

Pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini mengakui, dirinya enggan berinvestasi pada sektor digital. Bahkan, bank digital tidak menjadi sektor yang dipilih oleh Lo Kheng dalam portofolionya.

Baca juga: IHSG Berseri, Naik 0,40 persen ke 6.810, Investor Asing Jaring Saham BCA, Bank Mandiri dan Telkom

"Di portofolio saya tidak ada sama sekali perusahaan digital. Sangat mengerikan bagi saya sebagai seorang value investor," katanya.

Menurut dia, bank konvensional dengan kinerja positif dan aset lebih besar menjadi lebih menarik. Apalagi, saat ini masih terdapat emiten bank konvensional dengan PBV di bawah 1 kali.

Dengan melihat hal tersebut, Lo Kheng menilai, emiten bank digital harga selangit menjadi tidak masuk akal.

Ia pun mengibaratkan hal tersebut seperti Bajaj yang dijual dengan harga Mercedes Benz atau Mercy.

Baca juga: IHSG Perkasa Pada Pembukaan Hari Selasa, Saham Bank-bank BUMN Diburu Investor Asing

"Enggak masuk akal buat saya. Jadi saya hanya membeli Mercy harga Avanza. Bukan Bajaj dijual harga Mercy," ucap dia.

Mulai Menurun

Saham-saham bank digital mulai memasuki masa suram di tahun 2022. Sepanjang bulan Januari ini, sebagian besar saham bank digital mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hanya PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dan PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) yang masih tercatat naik sepanjang bulan ini. Pada penutupan perdagangan Selasa (25/1), BBHI meningkat 42% secara year to date (ytd) jadi Rp 5.650 dan AMAR melonjak 48,7% ke Rp 580.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved