Sabtu, 4 Oktober 2025

VADS Indonesia Ungkap Tiga Tren Utama Pendorong Industri BPO di 2022

Memasuki tahun 2022, Indonesia masih menjadi pasar yang sangat penting dan potensial bagi industri Business Process Outsourcing

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
ist
VADS Indonesia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun 2022, Indonesia masih menjadi pasar yang sangat penting dan potensial bagi industri Business Process Outsourcing (BPO).

Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya upaya banyak perusahaan mengadopsi teknologi baru dan meninggalkan cara-cara tradisional guna merevolusi proses bisnisnya.

Baca juga: Bangun SDM Berdaya Saing Global, UMM Dukung Akselerasi Digital Jokowi

CEO VADS Indonesia Saravanan Belusami, perusahaan penyedia layanan BPO dan pengelolaan teknologi informasi komunikasi (ICT) memprediksi ada tiga tren utama yang diprediksi akan membantu mendorong pertumbuhan industri BPO di Indonesia tahun 2022 ini:

1. Transformasi digital tetap menjadi fokus utama

Transformasi digital masih akan menjadi fokus utama banyak perusahaan di 2022 seiring terus dijalankannya upaya untuk beradaptasi terhadap dinamika pandemi.

Di banyak sektor, teknologi tidak hanya telah menggeser kanal-kanal tradisional ke digital, tapi juga mengurangi jumlah pekerjaan tradisional.

Baca juga: Bos CT Corp Gandeng Bukalapak Bentuk Perusahaan E-commerce Grocery

VADS Indonesia sendiri sukses meningkatkan produktivitas perusahaan setelah menerapkan transformasi digital secara internal dengan memperpendek proses dan memperbaiki pemrosesan data menggunakan aplikasi hybrid cloud.

Upaya ini memungkinkan perusahaan ini mempertahankan kualitas dan ketersediaan layanan dalam mengelola bisnis dan operasional selama pandemi.

2. Inovasi dan nilai manfaat layanan bakal jadi pembeda utama

Pemain baru akan terus memasuki pasar sehingga kompetisi akan semakin meningkat, khususnya dalam hal keragaman solusi dan harga yang ditawarkan. Inovasi dan nilai manfaat layanan akan menjadi hal utama yang membedakan penyedia jasa BPO satu dengan lainnya.

Untuk semakin memperkuat posisinya di pasar, dia mengatakan akan terus berupaya membangun budaya inovasi secara internal dan menjadikan pengalaman dan masukan pelanggan sebagai acuan utama dalam merancang solusi.

Baca juga: Tips Cegah Penipuan dan Penyalahgunaan Akun Saat Bertansaksi di E-Commerce dari ShopeePay

3. e-Commerce dan layanan keuangan menjadi sektor utama pendorong pertumbuhan bisnis BPO

Berdasarkan performa bisnis tahun lalu, industri e-commerce dan layanan finansial akan terus tumbuh secara positif dan membukukan pendapatan yang stabil di 2022.

Keduanya diprediksi akan menjadi sektor paling potensial bagi penyedia layanan BPO.

Untuk membantu memperluas pasar, kami terus berupaya memperkuat solusi di luar BPO dengan menawarkan berbagai layanan ICT seperti Cloud, Security, Analytics, Otomatisasi, Service Desk as a Service, dan Helpdesk as a Service untuk mengikuti tren industri yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan klien," kata Saravanan.

Saravanan mamaparkan, di bisnis BPO, perusahaannya meraih total pendapatan Rp 63 miliar sepanjang 2021.

Contact Center, yang telah menjadi fokus layanan perusahaan sejak pertama kali didirikan, konsisten menjadi solusi yang paling banyak dibutuhkan pelanggan sepanjang 2021 lalu.

Saravanan mengatakan, perusahaannya banyak belajar dari pengalaman selama pandemi yang telah mendoron perusahannnya semakin inovatif dalam menyediakan solusi dan model bisnis terbaik untuk klien.

Dia menjelaskan, layanan Contact Center, yang terus bertransformasi dari tradisional ke digital, masih akan menjadi salah satu layanan utama kami di tahun ini.

"Tahun lalu, kami juga sukses memperkenalkan layanan Work From Home yang dilengkapi dengan fitur pencegahan kehilangan data dan analisa aktivitas untuk memudahkan dan menjaga produktivitas karyawan yang bekerja dari rumah,” ujar Saravanan dalam keterangan pers tertulis, Senin (17/1/2022).

Didukung performa bisnis yang solid di sepanjang 2021 yang penuh tantangan, pihaknya sangat optimis dengan prospek industri BPO di Indonesia tahun ini melihat terus meningkatnya minat terhadap berbagai layanan yang berpusat pada pelanggan.

"Kami juga melihat peluang pertumbuhan mitra yang besar, khususnya di industri e-commerce, telekomunikasi, logistik, farmasi, dan layanan finansial," imbuhnya.

Hal itu membuat perusahaannya makin bersemangat menghadirkan lebih banyak lagi layanan di luar BPO yang semakin hari semakin diminati, seperti layanan Cloud, Analytics dan Otomatisasi.

VADS mulai beroperasi di Indonesia pada Desember 2008 dan merupakan anak perusahaan VADS Berhad, perusahaan di bawah Telekom Malaysia, sebagai perusahaan penyedia konektivitas dan infrastruktur digital.

Merintis bisnis dengan hanya satu klien di tahun pertama, VADS tumbuh pesat hingga kini memiliki lebih dari 45 klien dan membuka kesempatan kerja bagi lebih dari 7.000 karyawan di Indonesia.

Peurusahaan ini baru saja menyabet Indonesia Customer Contact Center Outsourcing Services - Customer Value Leadership Award di 2021 dari the Frost & Sullivan Best Practices Awards.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved