Menteri BUMN Dorong Penjualan Produk UMKM Dumai Lewat Bright Mart
Erick Thohir mendirikan Rumah BUMN sebagai sarana melatih para pengusaha UMKM untuk mengembangkan usahanya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendirikan Rumah BUMN sebagai sarana melatih para pengusaha UMKM untuk mengembangkan usahanya.
Hingga saat ini, Rumah BUMN Dumai telah membina sebanyak 717 UMKM yang terdiri dari UMKM binaan bergerak di bidang pengolahan makanan, tata busana hingga kerajinan.
Baca juga: Erick Thohir Pastikan Indofarma Kembangkan Obat Herbal di Indonesia
Rumah BUMN Dumai pun kini berhasil membawa 85 persen UMKM naik kelas menjadi UMKM Go Digital.
Melalui Staf Khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga mendorong perluasan penjualan produk UMKM Rumah BUMN melalui gerai minimarket ritel yang dimiliki oleh BUMN.
Menurutnya, inisiasi ini akan direalisasikan selama satu bulan dan akan menjadi contoh untuk Rumah BUMN di wilayah lain di Indonesia.
Baca juga: Erick Thohir Tekankan Pentingnya Pengembangan Ekosistem Industri Teknologi
“Ini kan UMKM binaan Pertamina, produk-produk hasil UMKM ini nantinya bisa masuk ke Bright Mart milik Pertamina, kalau udah masuk kan jualannya bisa difasilitasi oleh Pertamina. Khusus untuk UMKM Dumai.” jelas Arya, Sabtu (8/1/2022).
Arya pun menyampaikan, Erick Thohir ingin ibupreneur yang tergabung di Rumah BUMN, usahanya bisa makin naik kelas lewat Rumah BUMN.
"Semua Ibu UMKM akan dibantu pengurusan PIRT, supaya bisa pasarnya lebih luas dan pinjamannya lebih baik lagi," ucap Arya.
Dukungan yang diberikan Rumah BUMN kepada UMKM binaan menarik perhatian UMKM lainnya di Dumai, satu di antaranya SRahmat sebagai pemilik usaha kerajinan tangan Lana Gift yang telah dikenal di kancah Nasional untuk karya string art menggunakan benang.
“Karya saya sudah dipesan di banyak kota secara Nasional, paling banyak di Jawa. Terutama untuk string art yang saya kerjakan banyak dipesan oleh pejabat dan publik figure Nasional” kata Rahmat.
Dengan omset bisa mencapai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta dalam satu bulan, Rahmat tertarik untuk memperluas pasarnya melalui Rumah BUMN.