Sri Mulyani Ungkap Tantangan Pemulihan Ekonomi di 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemulihan ekonomi akan berlanjut 2022
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemulihan ekonomi akan berlanjut 2022. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2021 di atas 5 persen.
"Kita optimis tapi tetap waspada lingkungan global akan mengalami turbulensi sangat tinggi memasuki tahun 2022," ucap Menkeu dalam agenda APBN KITA, Selasa (21/12).
Menurut Sri Mulyani, kecepatan pemulihan negara maju harus mengalami penyesuaian akibat sebaran varian Omicron.
"Adanya Omicron membuat banyak negara mendapat tekanan inflasi. Volatilitas pasar global masih cukup tinggi," lanjutnya.
Adapun trigger lainnya seperti The Fed meeting bulan Desember yang mengindikasikan percepatan tapering off, perkembangan geopolitik multilateral, serta harga komoditas energi dan CPO turun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan tahun 2022 memiliki banyak tantangan di internal. Tren inflasi dan volatilitas pasar keuangan menjadi risiko ke depan.
Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga tren positif aktivitas ekonomi, indikator produksi dan konsumsi harus terus tumbuh.
"Oleh karena itu, Presiden, kabinet dan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak lelah menjaga disiplin kesehatan," tukasnya.
Baca juga: Defisit Anggaran hingga November 2021 Rp 611 Triliun, Sri Mulyani Sebut APBN Mulai Sehat
Alhasil tujuan dari ekonomi yang positif untuk mendukung kinerja APBN.Ia menjelaskan kinerja APBN yang baik adalah defisit lebih rendah, primary balance membaik, pembiayaan utang rendah, serta
ketersedian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA).
"Kita semua ingin APBN bisa menjaga rakyat, menjaga ekonomi, menjaga negara saat kita dihadapkan lingkungan global yang tidak ramah dan tidak pasti," pungkasnya.
Menkeu menambahkan instrumen APBN akan selalu berada di posisi terdepan saat negara mengalami guncangan ataupun spill over.
"Kembali saya tegaskan kita semua bertanggung jawab agar Omicron tidak mengganggu proyeksi dan momentum pertumbuhan ini," kata dia.
Investasi Membaik
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menuturkan kinerja investasi akan terus membaik seiring pelonggaran mobilitas masyarakat. Menurutnya, faktor ini penting mendorong investasi tahun 2022.
“Kita meyakini investasi bergerak naik karena meningkatnya aktivitas sosial-ekonomi masyarakat,” kata Piter.
Baca juga: Sri Mulyani Pede Indonesia Mampu Bertahan dalam Menghadapi Tapering The Fed
Piter menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja sebagai inkonstitusional bersyarat menyebabkan adanya ketidakpastian yang dihadapi investor.