Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

WNI Curhat Diskriminasi Karantina, Menunggu Berjam-jam hingga Nginap di Parkiran Wisma

Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 15 Desember 2021 pukul 14.30 WIB. Lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus

Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah penumpang pesawat berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (20/12/2021). WNI Curhat Diskriminasi Karantina, Menunggu Berjam-jam hingga Nginap di Parkiran Wisma 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya satu-dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang kesal dengan layanan karantina terpusat yang disediakan pemerintah.

Sejumlah WNI mengkritik layanan karantina yang disediakan oleh pemerintah.

Clara Monolga, mahasiswi yang baru pulang dari Jerman mengaku mengalami diskriminasi karantina.

"Bagi para WNI yang mau pulang dekat-dekat ini dan akan dikarantina di wisma. Siapkan kesabaran banyak karena sekarang lagi banyak penumpukan bus di depan karantina Pasar Rumput," curhat Clara dikutip Tribun Network dari Backpacker Internasional, Senin (20/12/2012).

Ia bercerita dibuat lama menunggu tanpa kepastian oleh petugas layanan karantina.

Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 15 Desember 2021 pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Satgas Covid-19 Tanggapi Video Viral Biaya Karantina di Hotel Mahal, Tembus Rp 19 Juta

Lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus pukul 18.45 WIB.

Artinya, empat jam lebih Clara digantung karena cukup banyak WNI yang kembali ke Indonesia.

Sesampainya di parkiran, para WNI tidak bisa langsung turun karena menunggu kesediaan kamar.

"So semalaman kami ada delapan bus yang menginap di parkiran wisma. Bus saya berada di posisi kedua," tukasnya.

karantina
karantina (Kompas.com)

Ia tidak mengetahui pasti total ada berapa bus yang mengular karena info yang didapat dari petugas bahwa kamar karantina penuh.

Fasilitas karantina dari pemerintah ini gratis tanpa biaya sepeserpun sehingga harus bergantian.

Riza Nasser, satu di antara WNI yang menjalani karantina sempat ditawari karantina berbayar di hotel.

Karantina di hotel nyaman, tanpa harus mengantre tetapi harga yang ditawarkan relatif mahal Rp8,2 juta.

"Saya ditawari petugas bandara bahwa biaya karantina di hotel segitu. Saya sendiri tidak punya duit sebanyak itu," aku Riza.

Baca juga: Bila Varian Omicron Meluas, Pemerintah akan Perpanjang Masa Karantina

Ia menilai karantina yang disediakan pemerintah bukan mengacu pada aspek kesehatan tapi mengejar manfaat ekonomi.

"Ini sama saja karantina cuan lebih tepatnya. Saya merasa selama proses kita tidak siap dengan karantina kesehatan," urainya.

Masih banyak WNI lain yang mengeluh payahnya pelayanan karantina gratis karena menguras tenaga dan pikiran.

Beberapa dari mereka bahkan menyarankan menyiapkan makanan di tempat menunggu sebelum dievakuasi ke tempat karantina.

Itu karena petugas di bandara tidak memberikan makanan selama proses pendataan.

Baca juga: Luhut: Banyak yang Belanja ke Luar Negeri tapi Ingin Karantina Gratis

Kedatangan 3.000 WNI Per Hari

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi membenarkan adanya peningkatan kedatangan WNI dari luar negeri menjelang pergantian tahun.

"Betul sekitar 3000 perhari. Kita buat waktu yang panjang untuk karantina bagi WNI pelaku perjalanan internasional. Khususnya yang pernah singgah di negara terkonfirmasi memiliki kasus Omicron. Dia wajib karantina selama 14 hari," ungkapnya Sonny.

Hal ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah. 

Panjangnya masa karantina membuat negara membutuhkan fasilitas yang banyak. Karena perputaran kamar menjadi lebih lambat.

Oleh karenanya, bagaimana mendapatkan fasilitas karantina yang memadai di tengah arus masuk dari luar negeri. 

Terutama bagi WNI yang pulang dalam jumlah cukup besar.

"Jadi ini sedang disiapkan juga beberapa tambahan tempat karantina ya, supaya bisa menampung jumlah orang yang datang dalam jumlah besar. Memang kita menghimbau warga yang berada di luar negeri menunda dulu kepulangannya," katanya lagi.

Baca juga: Ini Penjelasan Wiku Adisasmito soal Kebijakan Masa Karantina Perjalanan Luar Negeri Selama 10 Hari

Menurut Sonny, karantina tetap harus diberlakukan secara ketat sehingga meminimalisir risiko penularan. 

Kedatangan 3.000 orang per hari menjadi catatan agar di pintu masuk harus segera menambah kapasitas.

"Tidak mungkin tidak menambah kapasitas dengan tambahan orang. Artinya setiap hari 3.000 orang lalu kapasitas karantina yang ada sekarang 20.000 lalu dalam 7 hari bisa penuh. Karenanya harus ditambah terus," pungkasnya. 

Viral Biaya Karantina di Hotel Mahal, Tembus Rp 19 Juta

Sebuah video yang menunjukkan penumpukan penumpang di ruang tunggu bagasi Terminal 3 Kedatangan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tersebar viral di sosial media dan juga aplikasi WhatsApp.

Dalam video tersebut terdapat suara seorang wanita yang mengungkapkan, penyebab penumpukan penumpang untuk antre dibawa ke tempat karantina wisma atlet, karena untuk karantina di hotel biaya yang dikenakan sangat mahal.

Baca juga: Soal Dispensasi Karantina untuk Pejabat, Kepala Satgas Covid-19 Sebut Harus Izin Luhut dan Menkes

Yakni mencapai harga Rp 19 juta per orang.

"Ini benar-benar Pemerintah Indonesia penyiksaan terhadap rakyatnya. Mau di hotel, satu orangnya Rp 19 juta, kalau 22 orang berapa duit (harganya), bisa ratusan juta."

"Jadi mending kita menderita kaya pepes, orang pada tidur sambil berdiri," kata seorang wanita dalam video tersebut.

"Ini Tenaga Kerja Wanita (TKW) sebagian, yang turis kaya kita hanya sebagian kecil, dan kita punya hak atas Wisma Atlet juga. Banyak calo-calo yang membujuk kita supaya di hotel, bener-bener mafianya luar biasa," sambungnya.

Menanggapi video viral tersebut, pihak Satgas Covid-19 Udara Bandara Soekarno-Hatta angkat suara.

Komandan Satgas Covid-19 Udara Bandara Soekarno-Hatta, Letkol Agus Listiyono mengatakan, harga sewa hotel untuk tempat karantina sebesar Rp 19 juta yang disebutkan seperti di video itu, adalah biaya untuk hotel bintang lima.

Menurutnya, para pengunjung yang ingin karantina disarankan untuk menggunakan hotel bintang dua.

Selain itu, harga hotel untuk tempat karantina umumnya adalah paket selama 10 hari menjalani karantina.

Baca juga: Satgas Covid-19 Tanggapi Video Viral Biaya Karantina di Hotel Mahal, Tembus Rp 19 Juta

Harga paket yang dimaksud ialah sudah termasuk dengan biaya sewa hotel, fasilitas tes Swab PCR yang ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes), biaya keamanan, hingga biaya akomodasi transport penumpang itu sendiri.

"Kalau dibilang hotel mahal Rp 19 juta, ya kamu jangan (menanyakan) yang bintang lima. Karena sekarang itu ada hotel bintang dua dan harganya itu pun paket selama 10 hari, bukan per hari," ujar Letkol Agus Listiyono saat dikonfirmasi awak media, Senin (20/12/2021).

"Kalau sudah paket itu maksudnya, tidak sama seperti reguler, seperti check-in lalu setelah itu check-out. Tapi justru ada nakesnya, lalu difasilitasi tes PCR pertama dan kedua, armada transportasi pengangkut dari bandara menuju hotel, sampai fasilitas keamanan itu ditanggung semua oleh hotel dengan harga paketan itu," jelasnya.

Agus menegaskan, tidak semua pengunjung diizinkan untuk menjalani karantina di Wisma Atlet.

Tetapi hanya tiga kriteria yang diizinkan menjalani karantina di Wisma Atlet.

Yakni pegawai migran Indonesia seperti Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW), lalu para pelajar Indonesia yang baru saja tiba usai menjalani pendidikan di luar negeri yang dibiayai pemerintah, dan terakhir yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki surat tugas bekerja di luar negeri.

"Enggak semua pengunjung yang tiba dari luar negeri itu boleh menjalani karantina di Wisma Atlet, tapi ada ketentuannya. Pertama itu PMI yang didalamnya ada TKI, TKW dan lainnya. Kedua, pelajar Indonesia yang dibiayai pemerintah belajar di luar negeri, dan terakhir ASN atau PNS yang diberi surat tugas bekerja di luar negeri, nah itu semua gratis ditanggung sama pemerintah," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved