Minggu, 5 Oktober 2025

Bandara Kualanamu Diisukan Dijual ke India, Ini Tanggapan dari Angkasa Pura II

Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis PT Angkasa Pura II Armand Hermawan menyebutkan, bahwa kerja sama ini adalah kemitraan strategis

Penulis: Hari Darmawan
dok Angkasa Pura II
Bandara Kualanamu. Bandara Kualanamu Diisukan Dijual ke India, Ini Tanggapan dari Angkasa Pura II 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Bandar Udara Internasional Kualanamu, Medan, Sumatera Selatan baru-baru ini ramai dikabarkan bahwa dijual ke India.

Informasi ini ramai setelah munculnya kerja sama strategis antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan GMR Group asal India dan Aeroports de Paris Group (ADP) asal Prancis.

Melalui kerja sama ini, Angkasa Pura II dan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo), yaitu PT Angkasa Pura Aviasi.

Menanggapi kabar tersebut Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis PT Angkasa Pura II Armand Hermawan menyebutkan, bahwa kerja sama ini adalah kemitraan strategis untuk mengelola Bandara Kualanamu.

"Kemitraan ini bukan transaksi penjualan saham atau bentuk penjualan aset," kata Armand dalam keterangan resminya, Selasa (30/11/2021).

Menurut Armand, kemitraan strategis tersebut adalah inovasi model bisnis yang menarik minat investasi pihak swasta untuk berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Baca juga: GMR Airports Consortium Pegang 49 Persen Saham Bandara Kualanamu, Kementerian BUMN Beri Penjelasan

"Tujuan dari kemitraan strategis ini adalah mengakselerasi 3E yaitu Expansion the traffic, Equity partnership dan Expertise sharing," kata Armand.

Dengan begitu, lanjut Armand, Bandara Internasional Kualanamu memiliki daya saing dan dapat lebih cepat untuk dilakukan peningkatan dalam hal infrastruktur.

Dalam kemitraan strategis ini, investasi yang ditanamkan oleh mitra yaitu Rp 15 triliun untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu.

Sementara itu menurut Direktur Operasi dan Layanan PT Angkasa Pura II Muhamad Wasid mengatakan kemitraan strategis ini juga mendatangkan Expertise sharing atau alih teknologi dan keahlian dalam pengoperasian bandara serta pelayanan kelas dunia.

Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu (dok Angkasa Pura II)

"Kemitraan strategis berkontribusi dalam memberikan global best practice, baik itu dalam aspek operasional bandara dan penerbangan maupun layanan disamping pengembangan aktivitas ekonomi dan area komersial non-aeronautika," kata Wasid. 

Kementerian BUMN Beri Penjelasan

PT Angkasa Pura II (Persero) telah mengajak mitra strategis yakni GMR Airports Consortium bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.

GMR Airports Consortium dipilih menjadi mitra strategis setelah melalui serangkaian proses tender secara profesional dan transparan.

Adapun PT Angkasa Pura II (Persero) dengan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu.

Baca juga: Gandeng Operator India, AP II: Kepemilikan Bandara Kualanamu 100 Persen Milik Kami

AP II sebagai pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham.

Dengan kata lain, saat ini pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan oleh AP II. Sejalan dengan adanya mitra strategis, pengelolaan selama 25 tahun akan dilakukan oleh AP II dan GMR melalui JVCO.

Adapun GMR Airports Consortium yang sebagian sahamnya juga dimiliki Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis termasuk jaringan operator bandara dengan total jumlah penumpang terbanyak di dunia.

Adanya hal tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) langsung memberikan responnya.

Melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, berkat pelepasan saham yang dilakukan oleh anak usaha PT Angkasa Pura II tersebut, negara tetap mendapatkan keuntungan.

“Ini adalah kerja sama BOT (Build Operate Transfer), artinya ini kerja sama operasional di mana ini terjalin 25 tahun. Maka (jika sudah berakhir) dikembalikan lagi kepada Angkasa Pura,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Gandeng Operator India, AP II: Kepemilikan Bandara Kualanamu 100 Persen Milik Kami

“Apa keuntungan yang didapat oleh Angkasa Pura? Mereka dibayar Rp1,4 triliun kemudian dari GMR serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp56 triliun,” sambungnya.

Arya juga menegaskan, tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu.

Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100 persen tetap milik AP II.

JVCo hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 Tahun. Setelah periode kerja sama berakhir, JVCo tidak berhak lagi mengelola Bandara Internasional Kualanamu dan semua aset hasil pengembangan akan dikembalikan kepada AP II.

Kemitraan dapat dianggap seperti perjanjian sewa menyewa dengan para tenant di terminal Bandara.

“Jadi tidak ada pengalihan aset,” pungkas Arya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved