Minggu, 5 Oktober 2025

Terkait Suku Bunga, Sorotan Pelaku Pasar Tertuju ke Korsel dan Selandia Baru

Seruan untuk menaikkan tingkat suku bunga tersebut datang langsung dari Gubernur Bank Sentral Korsel Lee Ju-yeol pada bulan lalu.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
abc.net,au
Ilustrasi Inflasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pelaku pasar dan investor tampaknya cukup menantikan pertemuan Bank Sentral Korea yang akan dilakukan pada esok hari.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, di mana konon katanya, dalam pertemuan tersebut, Bank Sentral Korea Selatan akan menaikkan tingkat suku bunganya lagi.

"Bahkan kenaikan untuk kedua kalinya dalam waktu yang berdekatan. Wow banget kan," ujar dia melalui risetnya, Rabu (24/11/2021).

Menurutnya Bank Sentral Korsel akan kembali menaikkan tingkat suku bunga dengan alasan inflasi yang terus mengalami peningkatan, diikuti harga property mengalami lonjakan.

Baca juga: Dukung Penurunan Bunga Kredit, BNI Targetkan Penyaluran Kredit Melonjak 9 Persen

Saat ini, hampir semua konsensus menyebutkan bahwa pertemuan Bank Sentral Korea esok hari akan menaikkan kembali tingkat suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 1 persen.

Seruan untuk menaikkan tingkat suku bunga tersebut datang langsung dari Gubernur Bank Sentral Korsel Lee Ju-yeol pada bulan lalu.

Nico menjelaskan, Korea Selatan merupakan garda terdepan dalam poros global untuk memulai langkah pertama dalam pengurangan stimulus.

"Sebab, inflasi bertahan lebih lama daripada yang diperkirakan, ditopang oleh gangguan rantai pasokan," katanya.

Kendati demikian, sejauh ini kenaikkan tingkat suku bunga pada bulan Agustus silam terlihat cukup baik, sehingga memberikan keyakinan lebih besar dalam melewati masa transisi dalam normalisasi kebijakan.

Sementara itu, kunci bagi Bank Sentral Korea dalam menaikkan tingkat suku bunganya adalah prospek perekonomian pada 2022 mendatang yang mengalami revisi.

Baca juga: Gubernur BI: Permintaan Kredit Membaik, KPR Terus Catat Pertumbuhan Tertinggi 

Namun, Nico mengungkapkan, secara proyeksi inflasi Korea Selatan akan mengalami kenaikkan pada tahun 2022 menjadi 2,1 persen.

Adapun aaat ini potensi kenaikkan tingkat suku bunga dapat berlanjut, tergantung dari proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi dari Bank Sentral Korea, khususnya menjelang 2022.

"Jika Bank Sentral Korea melihat inflasi akan melewati 2 persen pada tahun depan, tidak akan menutup kemungkinan bagi Bank Sentral Korea untuk melakukan kenaikkan tingkat suku bunga lebih lanjut," tutur Nico.

Di bagian lain, Bank Sentral Selandia Baru sendiri juga diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan yang akan diadakan hari ini.

Sebagai bagian dari antisipasi kenaikkan tingkat suku bunga The Fed, Bank Sentral Selandia Baru akan menaikkan tingkat suku bunga dalam 2 bulan berturut turut.

Baca juga: Bank DKI Pimpin Kredit Sindikasi untuk Indah Kiat Senilai Rp 2 Triliun

Hal tersebut, lanjut Nico, menandakan siklus pengetatan yang lebih agresif untuk menahan inflasi di tengah kurangnya ketenagakerjaan.

"Bank Sentral diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga menjadi 25 persen pada pertemuan hari ini lho. Lalu, tidak menutup kemungkinan Bank Sentral Selandia Baru akan menaikkan kembali tingkat suku bunga dalam waktu tidak akan lama lagi," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved