Pengusaha Sebut Implementasi LCS RI-China Membuat Bisnis Lebih Efisien
Hariyadi Sukamdani optimistis implementasi LCS RI-China ini akan meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu itu
Penulis:
Sanusi
Editor:
Eko Sutriyanto
Analis Eksekutif BI Beijing Firman Hidayat dalam paparannya menjelaskan bahwa implementasi LCS RI-China ini sendiri merupakan kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal keempat yang dilakukan oleh BI. Sebelumnya BI juga melakukan kerja sama LCS dengan Thailand, Malaysia dan Jepang.
"Transaksi LCS Indonesia terus meningkat di mana pada tahun 2018 nilainya baru mencapai 348 juta dolar AS. Kemudian menjadi 760 juta dolar AS di 2019 dan 800 juta dolar AS di 2020. Terakhir di 2021 sampai dengan Oktober sudah mencapai 1,63 miliar dolar AS," ungkap Firman.
Dia menjelaskan ada banyak manfaat yang didapatkan dari implementasi LCS ini, di mana salah satunya adalah melepas ketergantungan dari mata uang dolar AS yang selama ini sangat fluktuatif.
"LCS ini banyak manfaatnya untuk Indonesia terlebih lagi saat ini ekonomi China merupakan yang terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 18 persen dari PDB dunia. Pertumbuhan ekonomi China juga menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi global di 2020-2022," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia dan China telah meninggalkan penggunaan dolar Amerika Serikat dalam transaksi perdagangan, seiring dengan diselesaikannya aturan teknis pelaksanaan kesepakatan LCS. Tetapi, masih terdapat sejumlah tantangan dalam pelaksanaan ke depan.