Laba Bersih BCA di Kuartal III-2021 Masih Tertinggi Dibanding Tiga Bank Ini
Tercatat bank swasta terbesar itu membukukan laba Rp 23,32 triliun pada kuartal III-2021, tumbuh 15,8 persen secara year on year (yoy)
Adapun pendapatan bunga bersih Bank Mandiri tumbuh 26,5 persen secara yoy menjadi Rp 23,8 triliun. Ini selaras dengan laju kredit perseroan secara konsolidasi yang meningkat 16,93 persen secara yoy, menjadi Rp 1.021,6 triliun.
Pada saat bersamaan, Bank Mandiri mampu menekan biaya bunga sebesar 21,7 persen secara yoy menjadi Rp 18,9 triliun.
Sementara itu, Bank Mandiri mencatatkan pendapatan non bunga sebesar Rp 23,8 triliun, tumbuh 21,5 persen secara yoy. Dengan demikian, total pendapatan bank pelat merah itu sebesar Rp 78,4 triliun, tumbuh 24,5 persen secara yoy.
Baca juga: Cara Isi Token Listrik PLN Melalui ATM Mandiri, BCA, BNI, Bukopin, NISP, dan BRI
3. BRI
Bank yang fokus pada segmen pembiayaan UMKM ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 19,07 triliun pada kuartal III-2021, tumbuh 34,74 persen secara yoy dari Rp 14,15 triliun. Pertumbuhan laba bersih BRI ditopang pertumbuhan laba pada kuartal III tahun 2021 ditopang oleh pertumbuhan kredit konsolidasian BRI pada segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen yoy atau mencapai Rp 848,6 triliun pada akhir September 2021.
Segmen usaha mikro masih mendominasi porsi penyaluran kredit BRI, yakni sebesar Rp 464,66 triliun, kemudian disusul kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun, kredit korporasi Rp 177,83 triliun, dan kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun.
Dari sisi liabilitas, dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh menjadi Rp 1.135,31 triliun, dengan proporsi tabungan tercatat Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen secara yoy.
Pertumbuhan itu mengangkat tipis proporsi dana murah BRI pada akhir kuartal III-2021, yakni sebesar 59,60 persen.
Kenaikan DPK juga mendorong aset BRI tumbuh 11,87 persen yoy, menjadi Rp 1.619,77 triliun.
Baca juga: Kolaborasi BNI Xpora & MadeinIndonesia.com Genjot Ekspor Ikan Tuna ke Thailand
4. BNI
Meskipun nilainya paling kecil, BNI menjadi bank the big four dengan pertumbuhan laba bersih paling besar. Tercatat laba bersih BNI melesat 73,9 persen secara yoy menjadi Rp 7,7 triliun pada akhir September 2021.
Pertumbuhan laba tersebut utamanya berasal dari pertumbuhan fee based income dan net interest income, masing-masing sebesar 16,8 persen yoy dan 17,6 persen yoy.
BNI berhasil mencatat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat, seiring dengan upaya perseroan melakukan transformasi digital. Tercatat komposisi himpunan dana murah atau CASA mencapai 69,7 persen dari total DPK.
Adapun CASA BNI tumbuh 8 persen secara yoy, yaitu dari Rp 431,3 triliun pada kuartal III–2020, menjadi Rp 465,7 triliun pada kuartal III tahun ini.
Baca juga: Cara Isi Token Listrik PLN Melalui ATM Mandiri, BCA, BNI, Bukopin, NISP, dan BRI
Dengan perolehan tersebut, CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4 persen yoy, dari Rp 659,52 triliun, menjadi Rp 668,55 triliun sampai dengan September 2021.