Kamis, 2 Oktober 2025

Saham BUMN Banyak Diburu Investor Asing, Berikut Saham yang Masuk Kategori Blue Chip

Secara umum, Nico bilang untuk saham-saham indeks LQ45 yang masih turun beberapa di antaranya masih menarik.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia 

Sementara, penurunan terdalam dicatatkan sub sektor konstruksi bangunan, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Masing-masing turun 32,99% dan 32,97% sejak awal tahun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebutkan kenaikan pada harga saham komoditas disebabkan transformasi energi dari fosil menjadi energi terbarukan yang belum bisa diadaptasi seluruhnya dalam waktu singkat.

Sehingga menurutnya, ada ekspektasi masih akan menggunakan energi fosil. "Itu yang mengakibatkan permintaan akan energi fosil mengalami kenaikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/10).

Rekomendasi saham komoditas

Ia juga memproyeksikan hingga tutup tahun harga komoditas masih akan mengalami kenaikan, didukung permintaan yang kuat. Karenanya, ia menilai kinerja emiten-emiten batubara masih akan mengalami kenaikan.

Untuk penurunan pada sub sektor bahan baku, Nico mencontohkan dari perusahaan semen, menurutnya untuk konsumsi semen nasional masih akan mengalami pertumbuhan. Bahkan, pada Agustus lalu penjualan semen tumbuh 5,70% atau 40,5 juta ton.

"Ini menunjukan momentum pertumbuhan di sektor ini masih ada meskipun masih ada PPKM. Hanya saja, penurunan yang terjadi itu akibat rotasi sektor lantaran ada sektor lain yang lebih memberikan keuntungan," sebutnya.

Walau begitu, ia meyakini saham-saham tersebut tidak akan ditinggalkan melainkan dikurangi eksposurnya.

Pihaknya juga melihat untuk jangka panjang, sub sektor bahan baku masih akan terus bertumbuh seiring adanya pemulihan ekonomi di kuartal IV dan awal 2022.

Di sisi lain, Nico menyarankan untuk mencermati saham MDKA dan ANTM lantaran di tengah kondisi ketidakpastian saat ini emas memang banyak diburu.

Namun, seiring dengan pemulihan ekonomi ia menilai orang akan melepas aset amannya untuk masuk ke aset yang lebih berisikko dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

Secara umum, Nico bilang untuk saham-saham indeks LQ45 yang masih turun beberapa di antaranya masih menarik.

Dia mencontohkan, pertama ACES. Menurutnya, dengan transformasi ACES pada bidang digital menjadi salah satu kelebihan dari ACES sehingga masih bisa bangkit.

Lalu, JSMR dengan pemulihan ekonomi yang juga akan turut membuka mobilitas masyarkat juga akan mendorong penggunaan jalan tol.

Selain itu, menjelang liburan akhir tahun dan juga progres vaksinasi yang terus digenjot pemerintah dinilainya akan menjadi sentimen positif untuk JSMR.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved