Sabtu, 4 Oktober 2025

Bisnis Makanan Beku yang Menggiurkan, Terus Meningkat di Masa Pandemi

Di tahun ini, pertumbuhan diprediksi dapat mencapai 6 persen karena terbantu dengan distribusi dan penyimpanan vaksin

Editor: Hendra Gunawan
Dok. Tukoni
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bisnis makanan beku (frozen food) kini semakin menjanjikan, bahkan sudah banyak pelaku yang terjun ke bisnis ini.

Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan, bisnis frozen food di tingkat usaha mikro kecil menengah (UMKM) maupun rumahan, memang menyumbang cuan bagi bisnis cold chain dan juga industri frozen food sendiri.

Diperkirakan, bisnis makanan beku ini terus meningkat.

Pada 2020 lalu, jelas Yasni, nilai pasarnya mencapai Rp80 triliun dan tahun ini diprediksi menjadi Rp 95 triliun.

Pria ini optimistis di tahun 2025, nilai pasar frozen food bisa mencapai Rp 200 triliun.

Baca juga: Heboh Pemanggilan Pelaku UMKM Frozen Food oleh Polisi, Menkop Hingga Kepala BPOM Angkat Bicara

"Tren makanan beku ke depannya, pasarnya dapat mencakup hingga ke pelosok, jadi dibutuhkan mini-mini temperature-storage sebagai hub dari pasar ritel, third party logistics dan distribution center," jelas Yasni.

Ia melanjutkan, produk penunjang makanan beku berupa mini temperature-storage berkapasitas 10-100 ton secara bertahap juga akan tumbuh pesat.

Belum lagi, adanya chest freezer yang disediakan oleh UMKM dan pebisnis rumahan.

Dalam catatannya, saat ini secara statistik banyaknya jenis chest freezer adalah 1 dari 40 jumlah penduduk atau 1 : 40.

Baca juga: Inilah Waktu yang Tepat Berikan Frozen Food untuk Anak-anak

Dari perkiraan tersebut, Yasni memprediksi nilai pasar frozen food bisa mencapai Rp95 triliun tahun ini dan melonjak hingga Rp200 triliun pada 2025 mendatang.

Ia mengatakan, manisnya hasil tersebut juga mempengaruhi bisnis cold chain. ARPI mencatat, bisnis cold chain sebelum pandemi tumbuh pada rerata 6-7persen, lalu terkoreksi 3,1 persen di tahun 2020.

Di tahun ini, pertumbuhan diprediksi dapat mencapai 6 persen karena terbantu dengan distribusi dan penyimpanan vaksin, serta serta frozen food.

"Adapun pada tahun 2022, bisnis cold chain diprediksi dapat mencapai 9 persen," sambungnya.

Untuk menyiasati pertumbuhan bisnis frozen food tersebut, ARPI menyediakan layanan di pelabuhan peti kemas reefer container, third party logistics dan industri peranan jasa pelayanan frozen food untuk bisnis B to C yang disediakan dari industri market place, e-commerce dan service provider.

Baca juga: Omzet Turun karena Pandemi, Christopher Sebastian Andalkan Metode Online di Bisnis Frozen Food

Tak hanya itu, titik cold chain di last mile juga akan menggiring efisiensi biaya cold chain logistics secara keseluruhan (dari first mile ke middle mile dan last mile), dan ini sudah bertahap ada semenjak situasi pandemi tahun lalu.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved