Kamis, 2 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Refleksi Pembangunan Sektor Manufaktur Indonesia Setelah 76 Tahun Merdeka Versi Menperin

Dalam kurun satu dekade sumbangan industri manufaktur dalam PDB mencapai 20,3 persen di1994.

Editor: Choirul Arifin
TRIBUN/DANY PERMANA
Aktivitas perakitan mobil di pabrik Mercedes-Benz di Bogor, Selasa (11/12/2018). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Meluapnya pasokan menekan sektor industri manufaktur di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dari segi keuangan, para investor melakukan aksi wait and see, sehingga berdampak pada ketidakpastian dan kelesuan. 

Pandemi Covid-19 memberikan tekanan hebat kepada sektor industri dari dua sisi, sisi supply dan sisi demand.

Sisi supply terganggu akibat terhambatnya rantai pasok global (supply shock).

Sementara sisi demand terganggu utamanya akibat menurunnya daya beli masyarakat. Banyak industri manufaktur yang memutuskan mengurangi utilitas -bahkan menghentikan- produksinya.

"Pelambatan pertumbuhan industri manufaktur sebagaimana dipaparkan di atas membuat beberapa kalangan berpendapat bahwa sedang terjadi -atau setidaknya sudah ada gejala- deindustrialisasi di Indonesia," ujarnya.

"Suatu negara dapat dikatakan mengalami deindustrialisasi manakala terjadi pertumbuhan negatif secara berturut-turut dalam kurun waktu yang cukup lama. Realitanya, sektor industri pengolahan di Indonesia selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif dan selalu menjadi motor penggerak perekonomian nasional," ujar Menperin

Pertumbuhan negatif hanya terjadi sebanyak dua kali -akibat kejadian luar biasa-, yaitu minus 11,5 persen akibat dampak krisis 1997 dan minus 2,93 persen pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.

Meski demikian, pada tahun berikutnya sektor industri pengolahan kembali tumbuh positif.

Di Triwulan II Tahun 2021 pertumbuhan industri manufaktur rebound ke level positif di angka 6,91 persen.

Di samping itu, angka absolut kontribusi sektor industri pengolahan dalam PDB secara umum meningkat meski secara persentasenya terhadap PDB menurun. 

"Ini sejalan dengan kontribusi ekspor sektor industri manufaktur dalam ekspor nasional dan nilai investasi di sektor industri manufaktur yang selalu meningkat dari tahun ke tahun," ungkap Agus.

Kontribusi ekspor sektor industri dalam ekspor nasional pada tahun 2020 tercatat sebesar 80,3 persen, dan pada Januari-Juni 2021 tercatat sebesar 78,80 persen yang mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 8,22 miliar dolar AS.

Investasi di sektor industri pun terhitung terus meningkat naik sejak tahun 2020 dan pada periode Januari-Juni 2021 kemarin tercatat sebesar Rp 167,1 triliun atau naik 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. 

Simak juga wawancara eksklusif dengan eks Komisaris Independen Garuda Indonesia Yenny Wahid di bawah ini:

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved