Senin, 6 Oktober 2025

Kebutuhan Tinggi, BPSDMI Pasok SDM Industri di Sulawesi Lewat Sekolah Vokasi

BPSDMI Kemenperin terus mencetak SDM Industri melalui sekolah dan kampus vokasi yang ada di Sulawesi.

Editor: Sanusi
dok BPSDMI Kemenperin
BPSDMI memiliki dua Sekolah Menengah Kejuruan, dua Politeknik, satu Akademi Komunitas (AK) di wilayah Sulawesi yang telah mencetak setidaknya 1.187 lulusan kompeten dan siap kerja yang terserap tidak hanya di wilayah Sulawesi namun tersebar di seluruh Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mendukung pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus mencetak SDM Industri melalui sekolah dan kampus vokasi yang ada di Sulawesi.

BPSDMI memiliki dua Sekolah Menengah Kejuruan, dua Politeknik, satu Akademi Komunitas (AK) di wilayah Sulawesi yang telah mencetak setidaknya 1.187 lulusan kompeten dan siap kerja yang terserap tidak hanya di wilayah Sulawesi namun tersebar di seluruh Indonesia.

Baca juga: Lewat Pendidikan Vokasi, BPSDMI Berhasil Hubungkan 2.615 SMK dengan 856 Industri

Dalam mendukung pertumbuhan Industri, maka kebutuhan akan tenaga kerja industri yang tidak hanya level operator, namun pula level supervisor dan supertintendant juga harus dipenuhi. Pemenuhannya melalui lulusan pendidikan tingi.

Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan, menjelaskan bahwa Kemenperin membangun beberapa unit pendidikan tinggi berbentuk Politenik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri dan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri di Indonesia, salah satunya ada di Bantaeng dan Morowali.

“Pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri akan mendukung tersedianya SDM Industri yang tentu saja akan mendukung iklim investasi di wilayah itu,” tambah Arus, akhir pekan lalu.

Permintaan SDM banyak, pasokan kurang

Kebutuhan tenaga kerja industri di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di daerah tersebut.

“Setiap tahun sekitar 96 lulusan AK Manufaktur Bantaeng terserap di industri. Salah satunya di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia,” sebut Arus Gunawan di sela-sela kunjungan kerjanya di kampus AK Bantaeng. Ini menambah supplai lulusan Politeknik ATI Makasar yang tahun 2020 meluluskan 490 orang. Ini pun masih sedikit dibanding kebutuhan yang ada.

AK Manufaktur Bantaeng menyelenggarakan pendidikan Diploma 2 untuk tiga program studi, yaitu Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Analisis Kimia.

“Ke depan karena kawasan ini berkembang pesat, kami akan mendorong kampus untuk menyelenggarakan program pendidikan vokasi industri setara D1 untuk mendukung operasional sektor industri di Bantaeng,” jelasnya.

Baca juga: BPSDMI Buka Program Setara D1 di Magetan, Lulusannya Jago Wirausaha Produk Kulit

Sementara itu, Manager HRD PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, A.Adrianti Latippa juga mengakui kebutuhan tenaga kerja di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia cukup besar.

“Hingga tahun 2022, kebutuhan tenaga kerja mencapai 1.500 orang,” katanya.

Ia pun mendukung rencana program pendidikan singkat yang dicanangkan BPSDMI Kementerian Perindustrian, yakni melalui program pendidikan vokasi industri setara D1 dengan kompetensi sesuai kebutuhan industri.
“Program yang dibutuhkan sekarang untuk bidang alat berat dan mekanikal,” mintanya.

Walau Jauh di Morowali, Minat Tinggi

BPSDMI juga telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali yang membuka 3 (tiga) prodi yaitu: Tehnik Kimia Mineral, Tehnik Listrik dan Instalasi serta Tehnik Perawatan Mesin yang animo pendaftarnya sekitar 1: 60.
Letaknya yang cukup jauh dari Ibukota Propinsi dan akses transportasi yang terbatas tidak menurunkan semangat lulusan SMK untuk bisa kuliah di kampus ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved