Dorong Digitalisasi UMKM, Airlangga Sebut untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional
Pemerintah berupaya untuk mengoptimalisasi potensi dan produktivitas UMKM dengan mendorong digitalisasi UMKM offline
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalisasi potensi dan produktivitas UMKM dengan mendorong digitalisasi UMKM offline dan menyediakan berbagai fasilitas stimulus bagi UMKM yang telah terdigitalisasi.
Hal itu dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional yang didominasi oleh UMKM. Disampaikan Airlangga dalam forum dialog Spesial Indonesia Bicara: Digitalisasi dan UMKM secara virtual, Senin (24/5/2021).
Pemerintah juga telah menginisiasi Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), di mana jutaan UMKM sudah onboarding berbagai platform e-commerce dan diberikan stimulus seperti coaching, promosi, dan penyaluran pinjaman dari bank himbara, serta penempatan dalam e-catalog pengadaan barang.
Terkait pengembangan kompetensi SDM, pemerintah juga telah meluncurkan program Literasi Digital Nasional; Indonesia Makin Cakap Digital.
"Gerakan tersebut diharapkan dapat, mendorong berbagai inisiatif kerja-kerja konkret di tengah masyarakat, termasuk UMKM agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif, " ujar Airlangga dalam keterangannya, Senin (24/5/2021).
Pemerintah juga telah menginisiasi dan melaksanakan pembangunan berbagai sarana infrastuktur fisik dan digital, termasuk di antaranya pembangunan jaringan fiber optik, palapa ring.
Kemudian menara BTS, dan jaringan internet di daerah 3T, perluasan wilayah 4G, pengembangan sistem 5G, peluncuran satelit multifungsi satria, dan pembangunan pusat data nasional, serta diklat bagi digital technopreneur dan digital-talent.
Berbagai upaya tersebut dilakukan pemerintah karena, dengan jumlah UMKM yang mencapai 64 juta, atau 99 persen dari struktur usaha di Indonesia dan berkontribusi 61% terhadap PDB nasional, serta memperkerjakan 97% dari lapangan pekerjaan. UMKM dianggap sebagai soko guru perekonomian nasional.
"Hasil survei Bank Indonesia, 87,5% UMKM terdampak pandemi secara negatif, tapi masih ada 12,5% yang mengaku tidak terdampak, bahkan 27% diantaranya justru mengatakan terjadi peningkatan penjualan," ucap Airlangga.
Strateginya adalah berjualan secara online dan variasi produk, karena telah terjadi pergeseran pola perilaku masyarakat ke arah on boarding digitalisasi di masa pandemi Covid-19.
Selain digitalisasi UMKM, pemerintah juga menjalankan berbagai program lain untuk UMKM dan menyediakan anggaran dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk dukungan UMKM sebesar 191,13 T.