Selasa, 30 September 2025

Mudik Lebaran 2021

Hari Pertama Larangan Mudik, Terminal Kalideres Cuma Berangkatkan 5 Bus dan 22 Penumpang

Sebanyak lima bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) berangkat dari Terminal Kalideres, pada Kamis (6/5/2021).

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Irwan Rismawan
ILUSTRASI - Calon penumpang menunggu bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (30/7/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana dan Rizki Sandy Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Larangan mudik yang berlaku sejak 6 Mei 2021 sampai dengan 17 Mei 2021 membuat operasional armada bus di beberapa terminal dilakukan terbatas.

Salah satunya di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Sebanyak lima bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) berangkat dari Terminal Kalideres, di hari pertama larangan mudik Lebaran, Kamis (6/5/2021).

Semua bus itu mengangkut penumpang dengan perjalanan non-mudik atau keperluan khusus. Total penumpang yang berangkat dengan lima bus tersebut adalah 22 orang.

Untuk jumlah bus yang dapat beroperasi di Terminal Kalideres pada masa larangan mudik berjumlah 18 unit dari beberapa perusahaan otobus (PO).

"Lima bus berangkat hari ini, yang pertama mengangkut dua penumpang, yang kedua delapan penumpang, yang ketiga sembilan penumpang," kata Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen, Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Imbas Larangan Mudik, Rest Area Sepi, Pedagang Makanan Curhat Kehilangan Penghasilan

"Kemudian dilanjutkan dari bus keempat membawa dua penumpang dan yang kelima satu penumpang," tambah Revi.

Revi menjelaskan, semua penumpang yang berangkat adalah pelaku perjalanan yang memiliki kebutuhan perjalanan dinas, sakit, dan ada kerabat yang meninggal dunia.

Baca juga: 876 Pemudik Diputar Balik Dari Bogor Pada Hari Pertama Larangan Mudik, 2 Travel Gelap Diamankan

"Semuanya non mudik atau perjalanan khusus. Tapi paling banyak itu yang perjalanan dinas," jelas Revi.

Dari 22 penumpang perjalanan khusus, terdapat 10 orang calon penumpang yang gagal berangkat dari Terminal Kalideres karena tak memenuhi syarat perjalanan.

"Ada 10 yang nggak bisa berangkat itu gara-gara persyaratan nggak lengkap, jadi disuruh kembali lagi," imbuh Revi.

Terminal Sepi

Kondisi Terminal Kalideres di hari pertama diberlakukannya larangan mudik ini sangat sepi.

Terminal Kalideres merupakan satu dari dua Terminal Bus di Jakarta yang melayani perjalanan non-mudik di masa larangan mudik 6-17 Mei 2021 selain Pulo Gebang.

Menurut Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnain salah satu bus Sinar Jaya Kamis kemarin hanya membawa seorang penumpang menuju Jawa Tengah bertepatan dengan hari pertama larangan mudik.

"Jadi ada dua armada PO Sinar Jaya yang berangkat ke Jawa Tengah. Ada yang isinya satu penumpang, yang satunya lagi berisi dua penumpang," ujar Revi di Jakarta, Kamis (6/5/2021) malam.

Bus Sinar Jaya di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.
Bus Sinar Jaya di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. (FB Arya Bhaskara)

Revi merinci jumlah armada bus yang berangkat di hari pertama diberlakukannya larangan mudik di Terminal Kalideres.

Baca juga: Hari Pertama Larangan Mudik, Terminal Kalideres Cuma Berangkatkan 5 Bus dan 22 Penumpang

Ia mengatakan sejak diberlakukan masa pelarangan mudik dari Kamis pagi hingga pukul 20.00 WIB, total ada lima armada bus yang sudah memberangkatkan penumpang dari Terminal Bus Kalideres.

"Ada lima bus yang berangkat di hari pertama larangan mudik. Tiga lagi dari PO Jaya tujuan Ponorogo, PO Pahala Kencana tujuan Surabaya-Denpasar, dan PO Santika tujuan Jepara," ungkap Revi.

Revi menjelaskan dari lima armada bus tersebut, total ada 22 orang yang memiliki syarat perjalanan khusus yang berangkat dari Terminal Kalideres.

"Jadi yang berangkat lima bus, penumpangnya 22 orang," ujar Revi. Seluruh bus jurusan Jabodetabek dipasang stiker khusus.

Untuk memantau pergerakan bus di Terminal Kalideres, bus dengan tujuan ke luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang singgah maupun berangkat dari Terminal Kalideres memiliki stiker khusus dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

Pemasangan stiker tersebut dilengkapi barcode yang bisa dipindai menggunakan kamera ponsel oleh petugas untuk mengecek keaslian data angkutan tersebut.

"Karena banyak bus jurusan Jabodetabek yang singgah di sini, jadi mereka dipasang stiker. Kalau dibuka nanti akan keluar profil bus, data kendaraannya, data perusahaan, dan juga tujuannya. Jadi bisa dipastikan kalau stiker dengan kode bar tersebut tidak dapat dipalsukan," tutur Revi.

Pemasangan stiker itu juga bertujuan agar hanya PO Bus tertentu yang bisa beroperasi di Terminal Kalideres. Dengan begitu, bus yang dipasangi stiker khusus ini bisa beroperasi secara terbatas.

Rest Area Juga Sepi Pengunjung

Pelarangan mudik Lebaran 2021 diikuti dengan penyekatan di sejumlah ruas jalan dan gerbang jalan tol akan berlangsung selama dua minggu ke depan, terhitung sejak 6 hingga 17 Mei 2021.

Tak menunggu waktu lama, penerapan penyekatan jalan membuat rest area di sisi jalan tol langsung terlihat sepi.

Momen arus mudik Lebaran yang biasanya menjadi momentum panen untuk mendapatkan penghasilan lebih bagi para pedagang di rest area, tahun ini yang terjadi sebaliknya.

Rumah makan di rest area Tol Cipali Km 130 terlihat kosong melompong dari pengunjung, Kamis (6/5/2021) pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah oleh Pemerintah.
Rumah makan di rest area Tol Cipali Km 130 terlihat kosong melompong dari pengunjung, Kamis (6/5/2021) pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah oleh Pemerintah. (Tribunnews/Rizki Sandi Saputra)

Sepinya rest area dari lalu lalang pemudik yang mampir istirahat di perjalanan, membuat penghasilan para pedagang di rest area merosot tajam.

Pantauan di tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada Kamis (6/5/2021) malam, lalu lintas di ruas jalan tol yang kerap menjadi pilihan masyarakat melakukan perjalanan menuju kampung halaman itu seketika sepi.

Tidak terlihat titik penumpukkan pengendara sejak mulai memasuki gerbang tol.

Alhasil kondisi tersebut membuat beberapa tempat peristirahatan atau rest area juga sepi dari kegiatan hilir-mudik para pengguna jalan tol.

Mirisnya, sebagian besar dari tempat usaha di rest area tol yang dominan merupakan para penggiat usaha kuliner itu mau tidak mau juga merasakan imbasnya.

Rumah makan di rest area Tol Cipali Km 130 terlihat sepi pengunjung, Kamis (6/5/2021) pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah oleh Pemerintah.
Rumah makan di rest area Tol Cipali Km 130 terlihat sepi pengunjung, Kamis (6/5/2021) pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah oleh Pemerintah. (Tribunnews/Rizki Sandi Saputra)

Satu di antaranya tempat usaha milik Yas A', pedagang makanan ringan yang sudah empat tahun berjualan di rest area Tol Cipali KM 130.

Saat ditemui Tribunnews.com semalam pukul 21.45 WIB, pria berusia 54 tahun itu tengah duduk termenung melihat kondisi tempat duduk yang kosong tanpa pengunjung.

Rumah makan di rest area Tol Cipali Km 130 terlihat sepi pengunjung, Kamis (6/5/2021) pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah oleh Pemerintah.

Yas A' mengaku, kosongnya tempat duduk untuk para pengunjung stand nya itu terjadi sejak Kamis (6/5/2021) pagi tepatnya sekira pukul 06.00 WIB atau setelah penyekatan beberapa titik ruas jalan tol berlaku.

"Ya ini (sepi) mulai dari yang dilarang itu aja, udah dari pagi ini begini terus kondisinya," katanya dengan raut wajah yang mulai lelah.

Padahal kata dia, sebelum pelarangan mudik lebaran itu diterapkan dan berlaku, Yas A' mengaku pendapatannya sudah lumayan.

Baca juga: Mobil Pikap Diperiksa Karena Dicurigai Bawa Pemudik di Posko Penyekatan Kalimalang

Kondisi itu terjadi pada H-2 pelarangan atau tepatnya pada Selasa (4/5/2021) dan Rabu (5/5/2021).

"Tapi kemarin pas sebelum dilarang (tanggal) 4 sama 5, itu banyak di sini pengunjung membludak, sampai macet juga di depan, ya sudah lumayan lah, tapi sekarang bener-bener kosong," ucapnya menambahkan.

Menyedihkannya, sejak dia menjaga stand yang berisi makanan ringan itu sejak pagi hari, Yas A' mengaku dirinya baru melayani satu orang pembeli.

Pendapatan dirinya pada hari itu merosot tajam, semula katanya bisa memperoleh penghasilan rata-rata Rp2 juta perhari dengan kondisi normal, kali ini pemasukannya hanya Rp160 ribu.

Kondisi tersebut dia prediksi akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan mengingat peraturan larangan ini baru dimulai.

Jika terus berlanjut dengan kondisi pemasukan yang merosot itu Yas A' mengatakan, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

"Iya gak dapet (keuntungan) istilahnya kalau itung-itungan buat kontrak tempat sama bayar karyawannya aja udah gak dapet, gak ketemu," ujarnya dengan wajah pasrah.

Dengan kondisi seperti ini Yas A' mengaku pasrah dan hanya berharap adanya para pemudik yang bisa lolos dari penyekatan.

Sebab hingga malam hari itu, penghasilannya tak kunjung bertambah sejak pagi.

"Ya harapannya ada pemudik yang bisa lolos itu, karena sudah gak ngarepin pendapatan begini, cuma begadang doang di sini (kios)," tukasnya dengan sedikit tawa.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved