Industri Sawit Mampu Serap 2.400 Pekerja di Papua
Industri sawit terus berkomitmen untuk nmenciptakan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan di Merauke
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri sawit terus berkomitmen untuk nmenciptakan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan di Merauke dan Boven Digoel, Papua.
Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group Luwy Leunufna mencatat, perusahaan sudah memberikan komitmen secara nyata dalam penciptaan lapangan kerja yang masif.
“Sejak tiga tahun terakhir, sudah lebih dari 2.400 tenaga kerja Orang Asli Papua (OAP) yang terserap oleh TSE Group dan akan terus bertambah seiring dengan ekspansi perusahaan,” ujarnya, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Industri Sawit Dinilai Bisa Menjadi Solusi Pengentasan Kemiskinan di Papua
Melalui penyerapan tenaga kerja ini, TSE Group berharap distribusi pendapatan masyarakat Papua dapat meningkat. Dampak berikutnya, kesejahteraan mereka dapat terus membaik secara berkelanjutan.
Dampak lain yang diberikan perusahaan adalah pemberian layanan pendidikan hingga kesehatan. Layanan klinik di tiap area perkebunan, klinik berjalan hingga pembangunan sekolah dan bus sekolah disediakan untuk memastikan masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan dasar.
Baca juga: Kemenkeu Gandeng Instansi Pendidikan Sebarkan Informasi Sawit Berkelanjutan
“Tunas Sawa Erma (TSE) Group yang berdiri sejak 1995 di Papua. Telah menjadi saksi sejarah bahwa sawit memberikan banyak perubahan terutama di Merauke dan Boven Digoel, daerah tempat kami beroperasi,” ujar Luwy dalam Diskusi Webinar bertemakan "Penguatan Peranan Kelapa Sawit Dalam Program Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Bagian Timur” di Jakarta, Senin (12 April 2021).
Ia mengatakan perusahaan bersama perusahaan swasta lainnya telah diminta pemerintah pusat untuk berinvestasi pada 1993. Ada beberapa alasan kami diajak untuk ke Papua. Salah satunya, sejarah panjang kami di Kalimantan selama 50 tahun yang membuat pemerintah berpikir bahwa perusahaan sudah terbiasa di daerah terpencil.
”Waktu itu kepentingannya adalah dalam rangka pembukaan lahan untuk pembangunan Trans Papua.
Papua memiliki banyak anugerah, terutama Boven Digoel dan Merauke. Menurut Luwy, eksposure sinar matahari sangat tinggi sehingga sangat efektif bagi pengembangan sawit dan hasilnya optimal. Selain itu, perusahaan juga ingin terlibat pembangunan di Papua.
Tantangan yang dihadapi adalah Asiki, distrik tempat perusahaan beroperasi, sangat jauh dari Merauke. Saat ini, jalanan tersebut justru menjadi salah satu sentra ekonomi di perbatasan Merauke dan Boven Digoel.
"Hampir 40 persen warga Asiki itu karyawan kami. Penyerapan tenaga kerja di TSE Group sudah mencapai 8.400an orang dan 2.400 di antaranya Orang Asli Papua (OAP). Artinya, sekitar 28,6 persen pekerja kami adalah OAP. ”Saat ini kami terus mengupayakan agar rasio tersebut terus naik. Banyak pekerja yang asli Papua menduduki jabatan penting dan strategis dari kepala seksi, asisten manajer sampai manajer kebun,” jelasnya.
Dari jumlah pekerja sebanyak 8.400 orang yang hidup dan bekerja di Asiki. Luwy menjelaskan pekerja memperoleh gaji rutin per bulan. Upah Minimum Regional (UMR) di Merauke pada 2021 itu sebesar 4,2 juta.
Baca juga: Istana Minta Panglima TNI dan Kapolri Lindungi Petani Sawit Gondai
Ini berarti setiap bulan terjadi perputaran uang sebesar Rp 35 miliar yang beredar untuk karyawan. Alokasi tersebut memberikan multiplier effect bagi perkembangan daerah tersebut, ini belum termasuk pajak.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Merauke, Justina Sianturi mengatakan peran kelapa sawit dalam pembangunan dan investasi di Kabupaten Merauke yaitu bagi masyarakat bisa menyerap tenaga kerja sebesar 2.474 orang asli Papua, memperoleh pendapatan dari hasil kebun plasma dan meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja baru.
Peran lain kelapa sawit yaitu pemberdayaan masyarakat dimana bisa menggerakan ekonomi masyarakat sebagai tempat pemasaran hasil hasil kebun usaha warga. Perbaikan lingkungan, dan peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat.
Pdt Albert Yoku, Ketua DPW APKASINDO Papua, mengakui peranan perkebunan kelapa sawit seperti TSE Group. Kehadiran kelapa sawit mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru, bagi ribuan masyarakat dari berbagai suku.
Manfaat lainnya adalah menghasilkan pendapatan bagi masyarakat pemilik hak ulayat dan masyarakat sekitar perkebunan sawit. Manfaat ini dapat dirasakan karena sawit menjadi gerbong pembangunan daerah karena tingginya investasi dan modal yang berputar di sekitar perkebunan sawit.