Minggu, 5 Oktober 2025

Bank Mandiri Leverage Dana PEN Lebih dari Empat Kali Lipat Menjadi Rp 66,6 Triliun

Bank Mandiri gunakan dana PEN ke sektor riil padat karya serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak perekonomian dalam negeri

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Bank Mandiri Leverage Dana PEN Lebih dari Empat Kali Lipat Menjadi Rp 66,6 Triliun
TRIBUNNEWS.COM/dany permana
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi menjaga perekonomian nasional yang terkena imbas pandemi Covid-19, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui perbankan.

Salah satu bank BUMN yang menjadi mitra penyalur program bantuan tersebut adalah  Bank Mandiri.

Total jenderal pemerintah menempatkan dana PEN senilai Rp15 triliun di Bank Mandiri.

Dana tersebut dikelola dan ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tenor 110 hari dan suku bunga sebesar 2,84%.

Bank berlogo pita kuning emas itu selanjutnya menyalurkan dana PEN ke sektor riil padat karya serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak perekonomian dalam negeri. Sampai akhir tahun 2020 penyaluran kredit PEN dari Bank Mandiri mencapai Rp 66,6 triliun. Atau me-leverage empat kali lipat dari penempatan dana pemerintah.

"Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk memanfaatkan momentum dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional. Antara lain melalui, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268.000 debitur," papar Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, baru-baru ini.

Baca juga: Bank Indonesia: Kinerja Penjualan Eceran Mulai Membaik

Angka persis PEN Bank Mandiri mengalir ke 268.859 debitur. Dari jumlah itu mayoritas untuk sektor UMKM, yakni 265.520 debitur senilai Rp 42 triliun. Sisanya ke non UMKM sebanyak 3.339 debitur dengan nilai Rp 24,6 triliun.

Dari sisi sektor usaha, dana sebesar itu dibagi-bagi kepada beberapa sektor. Nilai terbesar yakni Rp 23,4 triliun atau 35% ke sektor perdagangan Lalu Rp 16,5 triliun ataun 25% ke sektor pengolahan, Rp 8,5 triliun atau 13% kepada sektor pertanian dan kehutanan, Rp 4,5 triliun (7%) untuk sektor konstruksi dan sisanya Rp 13,7 (20%) triliun untuk sektor lainnya.

Berdasarkan wilayahnya, kredit PEN dari Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke wilayah Jawa yaitu mencapai Rp 42,9 triliun atau 64% dari total kredit PEN. Kredit itu mengalir kepada 162.948 debitur atau 61% dari total debitur.
Menyusul wilayah Sumatera mencapai Rp 12,6 triliun (19%) kepada 57.210 debitur (21%), Kalimantan mencapai Rp 4,7 triliun (7%) kepada 15.640 debitur (6%), Sulawesi dan Malulu mencapai Rp 3,6 triliun (5%) kepada 18.904 debitur (7%), Bali dan Nusra mencapai Rp 2,1 triliun (3%) kepada 11.168 debitur (4%), dan Papua mencapai Rp 800 miliar (1%) kepada 2.989 debitur (1%).

Dukungan perbankan dalam menyalurkan dana PEN ini sangat krusial. Sebab, imbas dari pandemi Covid-19, yang dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pembatasan sosial, membuat roda bisnis sebagian besar sektor usaha menjadi terganggu. Tak bisa dihindarkan, dampaknya turut menekan industri perbankan nasional, lantaran cicilan kredit yang disalurkan juga tersendat.

Baca juga: LPS Pertanyakan Apakah Bank Swasta Bisa Kurangi Penempatan Dana di BI

Untuk mendukung pelaku usaha khususnya di segmen UMKM, Bank Mandiri mendukung program relaksasi dan restrukturisasi kredit. Sepanjang 2020, realisasi restrukturisasi kredit bagi terdampak COVID-19 di Bank Mandiri mencapai Rp 123,4 triliun kepada 543.758 debitur. Dari jumlah 62% di antaranya merupakan debitur UMKM atau setara Rp 33,9 triliun.

Sedangkan, restrukturisasi kepada non-UMKM mencapai Rp 89,6 triliun kepada 206.939 debitur. Oleh karena itu, posisi baki debit kredit restrukturisasi Bank Mandiri sampai akhir 2020 lalu sebesar Rp 93,3 triliun.

Lagi-lagi, demi menyangga ekonomi rakyat, Bank Mandiri menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan mendirikan UKM Center. Penyaluran KUR tahun 2020 menjangkau 276.818 debitur di seluruh Indonesia dengan total kredit Rp 24,76 triliun.

Rinciannya wilayah barat yakni Sumatera dan Jawa dengan limit Rp 19,2 triliun untuk 219.833 nasabah. Lalu wilayah tengah terdiri dari Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara limit Rp 2,8 triliun dengan nasabah 30.374. Dan wilayah timur terdiri atas Sulawesi, Maluku dan Papua dengan limit Rp 2,7 triliun untuk 26.611 nasabah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved