Lahan Ujicoba Pertanian Presisi di Cisaat Panen Perdana
Lahan uji coba padi dengan varites Inpago 10 menempati petak seluas lima hektare di Cisaat Bekasi, panen kali perdana.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lahan uji coba padi dengan varites Inpago 10 menempati petak seluas lima hektare di Cisaat Bekasi, panen kali perdana.
Pola tanam padi dengan model pertanian presisi ini memungkinkan jarak tanam menjadi lebih padat sekitar 5 x 5 cm.
Areal tanam dengan sistem pertanian presisi berupa pemasangan pipa-pipa kecil pengantar pupuk dan air (fertigation system pipe), memungkinkan gabah kering panen dalam jumlah berlipat ganda.
“Prediksi kami bisa mencapai sekitar 3 sampai 4 kali lipat dari pola cocok tanam konvensional, teknologi ini sangat cocok untuk tingkatkan produktivitas pangan nasional,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Mayor Jenderal Dadang Hendrayudha, yang hadir pada kegiatan panen perdana di Cisaat, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: Petani: Tidak Betul Food Estate Kalteng Gagal Panen
Untuk kepentingan ujicoba dan penelitian malai (bulir padi), maka pihak pelaksana penanaman pertanian presisi dari PT Buwana Selaras Investment (BSI) akan melakukan tindak lanjut untuk proses penelitian kualitas dan kuantitas gabah kering panen yang akan dihasilkan dari varietas Inpago 10.
“Setelah panen perdana ini secepatnya akan kami lakukan ujicoba penanaman dengan varietas lain untuk mendapatkan hasil terbaik dari aspek kualitas dan kuantitas gabah kering panen,” ujar Widjajanto yang mewakili tim konsultan penerapan pertanian presisi dari Prancis, Lead Tech International (LTI).
Teknologi pertanian presisi ini diadopsi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subuanto dari sistem yang sudah diterapkan di sejumlah negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah.
Keberhasilan pertanian presisi ini di antaranya berkat penggunaan sejumlah pipa khusus (dripping lines), dan diikuti dengan pemasangan sensor, dan penyediaan ruang kontrol (control room).
Dengan teknologi ini memungkinkan untuk memonitor kebutuhan air hingga pupuk dari setiap tanaman yang termonitor oleh sensor, dan dari permintaan kebutuhan tersebut akan dikirimkan data ke ruang kontrol, lantas melalui algoritma yang bekerja selama 24 jam per hari akan disalurkan kebutuhan air dan pupuk sesuai permintaan tanaman.
Baca juga: Siap Panen, Petani di Lahan Food Estate Raih Hasil Menggembirakan
Di Cisaat dalam rangka ujicoba ini Puslitbang Diklat Agrinas bekerjasama dengan LTI mengembangkan berbagai komoditas di lahan lima hektar.
Di antaranya mencakup delapan unit green house yang berisi aneka sayuran dan buah (melon, kangkong, kalian, cabai, tomat, pakcoy), lahan terbuka berisi padi, singkong, tebu, kapas, jahe merah dan areal perkebunan berisi mangga, jeruk, lemon, alpukat, manggis, kopi, coklat hingga sagu.
Tidak kurang dari 26 jenis komoditas telah diujicobakan. Belakangan Agrinas menggandeng BSI dan investor dari PT Pegasus Solusi Pratama untuk meneruskan pengelolaan lahan ujicoba pertanian presisi di Cisaat.
“Setelah pembukaan lahan 5 hektar ini kami akan masuk ke tahap 25 hektar untuk ujicoba padi dalam skala lahan yang lebih luas,” kata Widjajanto.
Untuk mendukung model cocok tanam baru ini kami juga bekerjasama dengan pengembang wahana terbang nirawak (UAV) dari Bantul yang akan mengoperasikan unit drone-nya untuk proses penyiraman pestisida atau kegiatan monitoring kualitas tanaman,” imbuh dia.
Menteri Pertahanan RI, Letjen (Purn.) Prabowo Subianto memberi dukungan penuh lahan uji coba ini dengan penerapan sistem pertanian presisi (precision agriculture) untuk sejumlah komoditas pangan, buah-buahan dan hortikultura.
“Kami harapkan dengan ujicoba ini publik bisa melihat upaya peningkatan produktivitas pangan dengan teknologi pertanian presisi untuk kelak bisa diterapkan di lahan yang lebih luas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Menhan.