Minggu, 5 Oktober 2025

Bos BRGM: Merestorasi Lahan Gambut Nggak Gampang

Menurut Hartono, menyelesaikan persoalan gambut butuh melibatkan banyak pihak.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
IST
Sertijab Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Selasa (29/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jabatan sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) kini telah resmi diserahkan kepada Hartono dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) yang digelar Selasa (29/12/2020).

Hal ini secara otomatis membuatnya harus mengemban limpahan tugas dan tanggung jawab yang selama ini dijalani Nazir Foead, mantan Kepala BRG.

Menurut Hartono, menyelesaikan persoalan gambut butuh melibatkan banyak pihak.

"Persoalan gambut tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah maupun pemegang konsesi, tapi harus semua pihak dilibatkan," ujar Hartono.

Baca juga: Jaga Kelestarian Alam, Restorasi Gambut Mengedepankan Kearifan Lokal

Ia pun menyebut alasan mengapa persoalan ini harus diselesaikan oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.

"Merestorasi gambut tidak gampang, karena gambut yang kita hadapi sudah terlanjur dimanfaatkan, sehingga banyak aspek yang harus dipertimbangkan," kata Hartono.

Baca juga: Metode Berbasis Teknologi Mulai Diterapkan Cegah Kebakaran Gambut

Dalam acara tersebut, hadir pula Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Hartono sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Pelantikan ini juga menandai dilanjutkannya masa bakti BRG dan penambahan tugas bagi lembaga itu untuk turut melakukan restorasi pada mangrove.

Terkait fokus lembaganya yang kini tidak hanya mengenai restorasi gambut, Kepala BRGM yang baru saja dilantik, Hartono mengatakan bahwa pada beberapa lokasi, ekosistem gambut memang terhubung dengan mangrove.

Sehingga perlindungan terhadap mangrove, tentunya akan melindungi pula ekosistem gambut.

Oleh karena itu, ia menegaskan pihaknya perlu memahami secara baik terkait karakteristik kedua ekosistem ini.

"Kerusakan terjadi karena pemanfaatan yang tidak sesuai dengan karakteristik gambut dan mangrove. Apalagi baik gambut dan mangrove juga menjadi bagian dari ekosistem yang sangat perlu dilindungi," kata Hartono, dalam keterangan resminya setelah resmi dilantik, Rabu (23/12/2020) lalu.

Laki-laki yang akrab disapa Pak Har ini pun mengaku siap bersinergi dengan berbagai pihak termasuk Kementerian maupun lembaga (K/L) serta Pemerintah daerah (Pemda) dalam melakukan pemulihan gambut dan mangrove.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved