Usaha Kampung Tangguh Gerakkan Ekonomi Warga Lewat Lahan Produktif
Salah satu kampung tangguh tersebut berada di Kelurahan Air Molek I, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) membentuk gerakan program Kampung Tangguh Nusantara untuk menggerakan perekonomian rakyat agar terwujud kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat lewat peningkatan produktivitas usaha.
Salah satu kampung tangguh tersebut berada di Kelurahan Air Molek I, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Ketua FKDB Ayep Zaki yang menggagas program ini menjelaskan, dengan menggerakkan perekonomian warga, upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran di Indonesia dapat terwujud.
Menurut Zaki, ketika datang pertama kali ke Air Molek I, bukanlah tempat yang layak untuk membuka usaha. Saat itu, Air Molek adalah hutan belantara tanpa ada penghuni.
Dia mengaku memberangkatkan beberapa keluarga pra-sejahtera dari Kabupaten Sukabumi untuk diberdayakan di kampung tersebut.
Baca juga: Hukurila, Kampung Tangguh Covid-19 di Ambon, Ini Cara Mencegah Penyebaran
Zaki memimpin langsung seluruh aktifitas pembangunan dari mulai pembabatan hutan, mendirikan tempat penampungan dan lain sebagainya.
Di lokasi barunya, para keluarga yang didatangkan dari Sukabumi dibina dengan berbagai macam program pemberdayaan dari mulai keterampilan bertani, keterampilan wirausaha, keterampilan manajeman, keterampilan administrasi dan juga beberapa keterampilan lainnya yang menunjang kepada peningkatan kesejahteraan.
Baca juga: Panen Raya Kentang di Lahan Demplot, Produktivitasnya Naik Dua Kali Lipat
Dia mengajak warga mengembangkan program pertanian holtikultura dan juga pertanian perkebunan yaitu sawit.
"Saya mengajak masyarakat di sana untuk membuka hutan, dan menjadikan lahan pertanian. Awalnya memang tak mudah, tapi dengan keyakinan dan kesungguhan, kita bisa meraih hasil," ujarnya.
Dijelaskan, program ini menjadi bagian dari proyek pembangunan ekonomi di berbagai daerah yang dimulai sejak tahun 2005.
Program ini dinamakan "KARIBAJA” yang merupakan singkatan dari Kalimantan, Riau, Batam dan Jawa. Daerah-daerah tersebut menjadi target penyebaran.
Program pembangunan ekonomi ini ditujukan bagi masyarakat yang secara ekonomi mendapat kesulitan akibat persaingan usaha di daerah tempat tinggal asalnya, yang mayoritas berasal dari Jawa Barat.
Mereka kemudian diberdayakan di tempat baru bersama masyarakat setempat dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Kini, hutan seluas 21 hektare itu telah berubah menjadi Kampung Tangguh Nusantara dengan aktivitas pertanian produktif yang terdiri dari 18 hektar menjadi kebun sawit, lainnya untuk pertanian holtikultura. Antara lain, 2 hektar ditanami sayuran, setengah hektar kebun pepaya dan setengah hektar lagi adalah tempat tinggal dan sarana umum penghuni.
Para penghuni saat ini sedang menikmati hasil panen timun, gambas, kacang panjang, sawi, selada, pepaya dan sawit dari hasil garapannya.