Menkeu Sri Mulyani: Vaksin Covid-19 Bisa Pulihkan Konsumsi Kalangan Menengah Atas
Kemenkeu menyatakan pemerintah berupaya untuk memperbaiki penanganan pandemi corona atau Covid-19 dari berbagai indikator.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pemerintah berupaya untuk memperbaiki penanganan pandemi corona atau Covid-19 dari berbagai indikator.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan pemerintah juga berupaya untuk penemuan dan pemberian vaksin yang diharapkan akan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga.
Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, Mengenal Resesi dan Dampaknya, Respons Analis hingga Menkeu
"Terutama untuk kelompok menengah atas, sehingga perbaikan diharapkan dan diyakini akan terjadi pada kuartal IV dan seterusnya," ujarnya dalam "Pernyataan Pers Menteri Keuangan Terkait Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III" secara virtual, kemarin.
Sementara untuk komponen permintaan yang kedua yaitu pembentukan modal tetap domestik bruto atau PMTDB mengalami perbaikan seperti konsumsi rumah tangga.
PMTDB membaik dari kuartal II 2020 sebesar minus 8,6 persen menjadi minus 6,5 persen di kuartal III didukung oleh berbagai indikator investasi yaitu penjualan semen, kendaraan niaga, dan impor barang modal.
Sri Mulyani menjelaskan, untuk komponen bangunan masih sedikit melambat meskipun keberlanjutan proyek-proyek pembangunan fisik secara bertahap mulai berjalan lagi.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap PMTDB akan terus membaik seiring dengan upaya memperbaiki iklim investasi dan perbaikan berbagai regulasi yang memudahkan dunia usaha.
Secara keseluruhan, lanjut Sri Mulyani, perbaikan kinerja ekonomi nasional baik dari sisi konsumsi dan investasi diharapkan akan terus berjalan meningkat.
"Akselerasi ini juga diindikasikan oleh berbagai leading indicator seperti purchasing manager indeks atau PMI dari sektor manufaktur Indonesia. Selain itu, juga data penjualan sektor ritel," pungkasnya.
Adapun PMI manufaktur Indonesia pada kuartal III 2020 meningkat signifikan ke level 48,3 persen setelah pada kuartal II anjlok di 31,7 persen.