Prabowo Akan Tanam Singkong di Lahan 60 Ribu Hektar: Program Lumbung Pangan Kemenhan
Dari 60.000 lahan penanaman singkong yang digagas Prabowo Subianto, 60.000 hektar diantaranya berada di Provinsi Bengkulu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan RI menyiapkan lahan seluas 60 ribu hektar untuk penanaman singkong untuk mendukung program lumbung pangan Kementerian Pertahanan yang digagas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Lahan tersebut di antaranya berada di Provinsi Bengkulu sebanyak 30 ribu hektar.
"Usulan dari Kemhan kita diminta untuk menyediakan lahan yang dibutuhkan sekitar 30 ribu hektar, maka untuk penyediaan lahannya mulai kita kaji," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Hamka Sabri, Rabu (16/9/2020).
Lahan seluas 30 ribu hektar yang akan ditanami singkong tersebut tersebar di beberapa daerah di Bengkulu, di antaranya Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Rejang Lebong.
Ketua Tim Program Badan Cadangan Logistik Strategis Provinsi Bengkulu, Kolonel Laut (KH) Joni Agoesta, menyebut rencana penanaman singkong berskala besar ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional.
Baca: 30 Ribu Hektar Lahan Food Estate di Pulau Pisang Kalteng Akan Ditanami Singkong
"Pangan sebagai salah satu pilar utama dalam ketahanan negara, salah satu upaya penyediaan lumbung pangan itu adalah dengan penanaman singkong ini," ujarnya.
Nantinya kata Joni kebun singkong tersebut akan dikelola oleh TNI bersama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu serta melibatkan masyarakat sekitar dengan pola rekruitmen.
Tidak Masuk Food Estate
Menteri Pertanian ( Mentan), Syahrul Yasin Limpo atau SYL, menegaskan program penanaman singkong oleh Kementerian Pertahanan tidak termasuk yang akan digarap tahun ini oleh Kementerian Pertanian.
Dalam program food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah ( Kalteng), telah disiapkan lahan seluas 30.000 hektar yang dibagi untuk Kementan dan Kemenhan.
Baca: Mengatasi Kemungkinan Kelangkaan Pangan, Aktivis Penggerak Literasi Bagikan Bibit Singkong Gratis
SYL menjelaskan penanaman singkong oleh Kemenhan sebagai cadangan pangan strategis tidak termasuk tugas, pokok, dan fungsi yang dikerjakan oleh Kementan dalam proyek food estate.
"Saya nyatakan bahwa saya tidak ikut kalau yang itu, saya hanya fokus pada 30.000 hektare, dan itu tidak boleh dicampur yang mana yang ditanami Menhan, yang mana yang ditanami kami," kata SYL.
SYL menjelaskan, ada potensi lahan yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian di Kalimantan Tengah seluas 164.598 hektare, berdasarkan data dari Kementerian PUPR.
Khusus pada 2020 ini, pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan intensifikasi pertanian di lahan seluas 30.000 hektare agar lahan tersebut segera ditanami padi demi mengejar musim tanam Oktober 2020-Maret 2021.
SYL menyebutkan, Kemenhan berencana melakukan penanaman singkong sebagai upaya menambah cadangan pangan strategis di lahan seluas 60.000 hektar pada tahun ini.
Lokasi penanaman singkong tersebut terletak di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Ketua Komisi IV DPR dari fraksi PDIP, Sudin, mempertanyakan kejelasan lokasi lahan tersebut dengan proyek food estate yang akan dikerjakan Kementan.
"Jadi 164.598 hektar itu, 30.000 hektare untuk padi, 60.000 hektare untuk singkong? Jadi cari lokasi
lagi," tanya Sudin dalam rapat Komisi IV DPR dengan Mentan.
Sebelumnya, Sudin juga mempermasalahkan lahan tersebut belum memiliki irigasi yang baik berdasarkan tinjauannya setahun yang lalu.
Karena itu, ia mempertanyakan sistem penanamannya dan kapasitas tenaga kerja yang akan digunakan.
“Itu rusak berat, masih dalam perbaikan. Makanya, saya tanyakan apakah bisa ditanam 30.000 hektar? Pakai apa tanamnya? 30.000 Ha itu banyak lho."
"Kalau melibatkan tenaga kerja itu mungkin puluhan ribu. Apakah ada tenaga kerja di sana? Sedangkan tenaga kerja di sana itu kan sangat kekurangan," cecar Sudin.
Mentan SYL pun kembali menegaskan bahwa Kemenhan tetap melakukan penanaman singkong, namun di luar ketetapan lahan food estate seluas 164.598 hektare.
"Kami sudah ada pembicaraan bahwa 60.000 hektare dan lain-lain, singkong tidak masuk areal
kita. Cari lokasi lagi, karena kalau tidak mereka masuk, Bapak," kata SYL.
Syahrul juga menjelaskan, dari seluas 164.598 hektar yang dicanangkan untuk proyek food estate,
sekitar 142.000 hektar yang bisa ditanami.
Dari angka tersebut, mengerucut lagi sekitar 82.000 hektar di antaranya sudah memiliki irigasi. Kendati demikian, dari luasan lahan tersebut, sebanyak 30.000 hektar yang memang dinilai sangat layak ditanami, sehingga penanaman pun dilakukan pada tahun ini.
Menurut dia, intervensi Kementan di lahan itu sudah dilakukan sejak April 2020 dan kini tengah masuk pada penanaman intensifikasi.
“Jadi kami yakin di 30.000 hektar itu kami bisa masuk, dan memang dengan kerja yang lebih kuat, serta irigasi di sana sudah dibenahi,” kata Syahrul.(Tribun Network/kps/wly)