IHSG Ambruk Imbas Rencana PSBB Total, BEI Sempat Membekukan Perdagangan Saham
BEI sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan sistem perdagangan dipicu penurunan IHSG mencapai lima persen.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengumuman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) secara total berimbas kepada ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG melemah sebesar 5,01 persen ke level 4.891.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh dipicu pengumuman PSBB Total.
"Berdasarkan indeks sampai hari ini indeks angka ketidakpastian akibat pengumuman Gubernur DKI tadi malam. Sehingga pagi tadi indeks sudah di bawah lima ribu," kata Menko Airlangga, Kamis (10/9/2020).
Airlangga menekankan sebaiknya gas dan rem tidak dilakukan secara mendadak. Menurutnya, langkah justru bisa berimbas pada kepercayaan dari publik dan investor.
"Karena ekonomi tidak semuanya tentang faktor fundamental tapi juga sentimen keuangan, terutama di sektor capital market," ujar Airlangga.
Baca: Airlangga Salahkan Anies IHSG Anjlok, Wagub DKI: Sesuai Arahan Presiden Utamakan Keselamatan Warga
Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai lima persen.
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Kamis, 10 September 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10:36:18 waktu JATS," ujar Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono.
Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:06:18 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.
Pendapat serupa juga dilontarkan Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee.
Hans menilai pintu dari pelemahan IHSG bersumber dari kembali berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

"Pelemahan karena PSBB hari Senin (pekan depan)," ujarnya.
Terdapat 444 saham terperosok ke zona merah dan 50 saham masih bisa menguat dengan volume transaksi 9,94 miliar saham senilai Rp 10,2 triliun.
Disisi lain, penurunan dialami masing-masing indeks yakni Hang Seng minus 0,64 persen, Shanghai Komposit minus 0,61 persen, dan Strait Times minus 0,6 persen.
Sementara itu, Nikkei naik sendirian 0,88 persen. Selain itu, pembukaan bursa saham Eropa juga masuk zona negatif dengan penurunan pada indeks FTSE 0,67 persen dan Xetra Dax 0,1 persen.
Menurut Hans, sedikit nilainya, tapi frekuensi transaksi banyak, membuat investor ritel dinilai jadi penyelamat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ada pandemi corona atau Covid-19.
Ia mengatakan, pelemahan IHSG masih terbilang wajar karena ada keterkejutan dari investor baru kalangan milenial.
Baca: AP II: PSBB DKI Jakarta Tidak Akan Berdampak Terhadap Pergerakan Penumpang Pesawat
"Masih wajar (pelemahan) karena pasar kita juga sebenarnya ada fenomena mirip di Amerika Serikat (AS), ada broker isinya orang-orang milenial. Semua orang turun ke pasar saham kita, bisa menyelamatkan," ujarnya.
Kendati mereka belum menguasai banyak keilmuan, namun rela terjun ke pasar saham AS dengan istilah pasukan berani mati karena tidak takut rugi.
"Mereka tahunya kalau indeks turun, dia beli, pasukan berani mati. Fenomena sama di kita ada orang-orang baru masuk ke pasar saham karena banyak pemain baru masuk, jadi temannya bilang sudah untung, jadi ikut," kata Hans.
Sementara itu, dia menjelaskan, ada broker lokal yang mengalami peningkatan jumlah investor bulanan hingga ribuan orang dan omzet meningkat.
"Broker tempat saya jumlah omzet naik 3 kali lipat. Lalu, teman saya di broker lain tambah 5 ribu investor dalam sebulan, itu besar, biasanya ratusan, jadi bagus makin banyak investasi," ujar Hans.
Aksi sigap investor ritel, khususnya dari kalangan milenial kata Hans sanggup mengikis aksi jual asing dari awal tahun sekira Rp 32,94 triliun hingga kemarin.
"Ritel menyelamatkan, asing net sell hampir Rp 35 triliun. Indeksnya justru reli terus, naik ke atas sejak Maret 2020," ujarnya.
Namun, kata Hans, pertanyaannya adalah sampai kapan pundi-pundi investor ritel ini sanggup menahan pelemahan IHSG saat pandemi.
"Cuma mereka kalau indeks sudah tinggi, jual. Kalau turun, beli lagi, mereka berani mati sampai orang-orang yang punya duit lebih besar keluarin barang semua, jual semua, langsung (IHSG) roboh," katanya.
Hans juga melihat indikasi jatuhnya pasar saham dunia, termasuk IHSG sudah kelihatan saat investor kawakan Warren Buffett memilih untuk beli emas.
"Mereka-mereka ini lebih gede dari ritel, saya sederhananya lihat Buffet. Dia ini salah satu parameter penting di pasar, dia beli emas, dia pesimis dengan pasar saham dan ekonomi," ujarnya.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan gelombang tekanan ke IHSG masih akan berlanjut dalam jangka menengah, termasuk besok (Jumat) dengan kisaran 4.828 hingga 5.002.
"Gelombang tekanan yang terjadi saat ini terlihat belum akan berakhir dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan, pergerakan IHSG hingga saat ini juga masih dibayangi oleh sentimen negatif dari tercatatnya capital outflow secara tahun kalender sebesar Rp 33,61 triliun.

"Kemudian, adanya fluktuasi harga komoditas dan nilai tukar rupiah," kata William.
Kendati demikian, menurutnya investor pasar saham dapat memanfaatkan pelemahan ini menjadi peluang dengan melakukan pembelian.
"Namun, jika terjadi koreksi wajar, para investor masih dapat memanfaatkan momentum dengan melakukan akumulasi pembelian. Targetnya jangka pendek dalam kategori trading harian," ujarnya.
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan pada perdagangan hari ini yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Selain itu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). (Tribun Network/nas/van/wly)