Jumat, 3 Oktober 2025

Pandemi, Industri Disarankan Genjot Aktivitas Promosi di Platform Digital

Era digital telah merubah perilaku konsumen dalam mencari, memilih dan memutuskan produk pilihannya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi pandemi Covid-19 yang berimbas pada merosotnya pendapatan banyak sektor usaha disikapi oleh pelaku bisnis dengan mengerem pengeluaran termasuk biaya beriklan.

Padahal, dengan kondisi demikian, mereka disarankan mengambil langkah sebaliknya, yakni menggenjot aktivitas promosi produk di ranah digital.

Alasannya, pandemi membuat tren masyarakat yang beraktivitas di rumah menggunakan smartphone meningkat tajam. Dengan beriklan di platform digital, produk mereka akan mudah dikenali konsumen.

Alex Iskandar, CEO Imfocus Digimarketing Consultant‎ mengatakan, era digital telah merubah perilaku konsumen dalam mencari, memilih dan memutuskan produk pilihannya melalui dunia digital.

"Kemudahan, kecepatan, variasi pilihan, dan detailing informasi, menjadi alasan masifnya perubahan perilaku konsumen tersebut," kata Alex Iskandar.

Baca: Emiten Media Ini Siapkan Strategi Tingkatkan Pendapatan Iklan dan Konten

"Dalam kondisi pandemi, industri disarankan berpromosi. Kondisi pandemi haris disoasati beriklan. Gunakan iklan dgital atau iklan online," sarannya di acara jumpa pers 'Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 yang diikuti Tribunnews, Kamis (27/8/2020).

Beriklan Digital Nggak Mahal

Alex menjelaskan, beriklan di platform digital sama-sekali tidak mahal. Misalnya beriklan di media sosial seperti fFacebook atau Google.

"Pilih beriklan yang biayanya rendah. Google menyediakan metode beriklan, yang biayanya baru akan ditagihkan atau harus kita bayar jika ada yang mengeklik," ujarnya.

"Ada juga Google text ads. Misal kita mencari sebuah produk atau merek tertentu di Google kita akan dipaksa untuk juga melihat produk kompetitor," ungkapnya.

Perusahaan juga bisa beriklan di platform berbagi video YouTube.

"Di sana ada YouTube Ads. Kebetulan saya pecinta kuliner. Begitu saya mencari informasi tentang kecap maka akan muncul merek kecap tertentu," sebutnya.

"Kita tahu ada begitu banyak pengguna YouTube, jadi kesempatan bagi pemilik merek beriklan di sana. Facebook dan Instagram memiliki algoritma yang mendeteksi minat penggunanya. Misalnya yang suka kuliner, maka akan muncul iklan iklan seputar makanan," imbuhnya.

Baca: Buat Jaga-jaga, Sindikat Pembobol ATM di Bandar Lampung Selalu Bawa Jimat

Pandek kata, "Biaya beriklan di media digital ini sangat sangat murah dan terjangkau," kata Alex.

Karena itu dia mengingatkan, perusahaan di masa pandemi ini harus beradaptasi.

Kondisi pandemi membuat orang jadi lebih lama membuka smartphone dari semula 4-5 jam bisa menjadi 8 jam.

"Jika dalam kondisi pandemi tidak beriklan, maka pasar akan diambil oleh kompetitor.
Jadi jika kondisi pandemi sudah selesai, produk kita sudah berada di depan," ujar Alex.

Penetrasi internet melonjak

Tri Raharjo, Chief Executive Officer (CEO) Trasn N Co Indonesia sekaligus penggagas Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 mengutip laporan terbaru We Are Social tahun 2020 menyebutkan pengguna internet di Indonesia mencapai 175,4 juta dengan penetrasi 64 persen populasi penduduk Indonesia.

"Dari pengguna internet tersebut, sebanyak 160 juta adalah pengguna media sosial aktif. Sementara ada tiga media sosial paling populer yakni, Youtube dengan pengguna mencapai 88%, Facebook 82%, dan Instagram 79 persen," sebutnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bulan Juli 2020 lalu mengungkapkan, terjadi lonjakan kebutuhan telekomunikasi atau internet selama Pandemi Covid-19, berupa peningkatan aktivitas online shop sebesar 400% dari kondisi normal.

Baca: MAKI Ungkap Foto Diduga Jaksa Pinangki Memakai Baju Tahanan dan Bawa Ransel Hitam

Peningkatan juga terlihat pada penggunaan data di pemukiman sebesar 10-20%, yang dipicu oleh perpindahan pengguna dari yang awalnya berpusat di perkantoran dan perguruan tinggi ke pemukiman.

"Bagi para pelaku brand kondisi new normal itu harus ditangkap sebagai sebuah peluang. Salah satu yang bisa dilakukan dengan membangun brand yang kuat dalam lingkungan digital yang semakin ramai," ujar Tri.

"Strategi branding yang tepat sangat diperlukan untuk dapat mengambil peluang dan memenangkan persaingan di tengah gelombang new normal yang semakin menantang," imbuhnya.

Pihaknya bersama Infobrand dan IMFocus Digimarketing Consultant selaku Certified Google Partner menobatkan sejumlah brand di Indonesia yang dinilai sukses meningkatkan aktivitas brandnya di ranah digital selama masa pandemi ini melalui penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2020.

Menurut Tri, para peraih Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 adalah brand-brand yang telah beradaptasi dengan baik terhadap era disruptif teknologi saat ini.

Untuk menentukan para peraih penghargaan ini pihaknya melakukan survei selama Maret 2019 – Mei 2020 kepada 135 kategori produk dan lebih dari 1.000 brand tersurvei di Indonesia melalui tiga parameter penilaian, yakni Search Engine Based, Social Media Based dan Website Based.

Baca: Soal Rencana Pembukaan Bioskop, Anies Baswedan Diingatkan Agar Tidak Pentingkan Ego Bisnis Semata

Dari data 135 kategori tersurvey menemukan 10 kategori teratas dalam daftar Ulasan Halaman Mesin Pencari Terbanyak dan Rata-Rata Pencarian Terbanyak.

Untuk 10 kategori dengan ulasan halaman mesin pencari, kategori Simcard Prabayar mendominasi dengan persentase mencapai 21,72%. Disusul kategori Mobil 18,22%, Jam Tangan 13,81%, Motor 10,71%, Resto Fried Chiken 6,76%, Soft Drink 6,15%, Listing Properti Online 6,11%, Toko Gadget 6,04%, Penerbit Buku Pendidikan 5,45%, dan Mall Jakarta 5,01%.

Sementara 10 kategori dengan rata-rata pencarian terbanyak berdasarkan survei, kategori Online Employement Services mendominasi dengan persentase 20,14%.

Disusul kategori Simcard Prabayar 16,01%, Vitamin Sistem Imunitas Anak 11,25%, Supermarket Perabot Rumah Tangga 10,85%, Resto Fried Chicken 8,52%, Toko Gadget 8,08%, Resto Burger 7,66%, Kredit Barang Elektronik 6,59%, Toko Hardware 6,46%, dan Mall Jakarta 4,44%.

Brand-brand yang berhasil menjadi juara digital dan meraih penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2020 yaitu Eterna (Kabel Listrik), Inoac (Kasur Busa), Buzawit – Bigfoam (Kasur Busa), Napolly (Furniture Knock Down), GT Radial (Ban Mobil), IRC (Ban Motor), Solid (Handle Pintu), Blackmores (Suplemen Makanan), Morinaga (Susu Formula), KFC (Resto Fried Chicken), dan brand lainnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved