Jawab Kritik Pedas Faisal Basri, Staf Khusus Menteri BUMN: Sudah Dikerjakan Semua
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjawab kritik pedas yang dilontarkan Ekonom senior Indef Faisal Basri.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjawab kritik pedas yang dilontarkan Ekonom senior Indef Faisal Basri.
“Apa yang disampaikan Bang Faisal Basri itu sudah dikerjakan semua. Misalkan masalah tagihan PLN ke pemerintah, itu kan sudah diurus oleh Pak Erick,” kata Arya saat dikonfrmasi Tribun, Selasa (28/7/2020).
Menurutnya, bahwa selama ini ada narasi tagihan PLN tidak tertagih ke pemerintah selama bertahun-tahun.
“Sekarang ini sudah tertagih, itu sudah tertagih artinya sudah masuk ke APBN 2020,” lanjut Arya.
Dia menyampaikan hal lain yang dikritik Faisal Basri terkait utang pemerintah ke Pertamina.
Arya bilang utang tersebut juga sudah diurus dan masuk ke dalam anggaran negara.
Hal lainnya juga maskapai pelat merah Garuda Indonesia yang telah mendapat persetujuan dana talangan atau pinjaman Rp 8,5 triliun.
“Utang Garuda sudah direstrukturisasi untuk memperbaiki keuangan perusahaan,” papar Arya.
“Masalah Garuda sudah diurus. Garuda sudah mendapat MCB (mandatory convertible bonds) untuk urusan pinjaman Rp 8,5 triliun. Restrukturisasi sudah dilakukan Garuda bulan Juni," tukasnya.
Lebih lanjut, bahkan dalam hal penanggulangan virus corona juga diurus oleh Menteri BUMN seperti penyediaan rumah sakit darurat, tes PCR hingga masalah vaksin.
Arya menyebut Menteri BUMN memiliki etos kerja yang baik dan sangat cepat menyelesaikan urusan.
“Mungkin itu juga alasan Presiden Joko Widodo memilih Pak Erick menangani ini semua, karena melihat kerja cepatnya,” tuntasnya.
Kritik
Sebelumnya, Ekonom senior Indef Faisal Basri mengkritik penugasan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Faisal menilai penunjukan ini tidak tepat karena seluruh BUMN dalam kondisi bermasalah.
"Ketua pelaksananya Menteri BUMN yang hampir semua BUMN bermasalah, selesaikan saja dulu, agar BUMN bisa keluar dari masalah," sebutnya saat diskusi virtual yang digelar Indef di Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Baca: Faisal Basri Bicara soal Teori Konspirasi Virus Corona, dari Siti Fadilah hingga Bill Gates
Baca: Soal Pembentukan Komite Covid-19, Dahlan Iskan: Erick Thohir Bagaikan Perdana Menteri
Faisal khawatir Menteri BUMN yang sekarang menanggung beban baru justru menjadi sumber masalah.
"Artinya ketua pelaksana ini sumber masalah. PLN selesaikan dulu bayar tagihan ke pemerintah, Pertamina, kemudian Garuda," cetusnya.
Faisal juga menyoroti Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo yang saat ini posisinya tidak lagi bertanggung jawab langsung kepada Presiden Joko Widodo.
"Di Satgas ini Pak Doni diturunkan sekarang lapor ke Pak Erick, kacau ini, preferensinya ke mana?" ucapnya.
Belum lagi, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin yang diplot mengemban tugas Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi dan Transformasi.
Faisal menilai struktur ini mencerminkan pemerintah tidak serius mengendalikan virus Covid-19.
"Jangan mimpi urus yang lain kalau urusan sendiri (BUMN) tidak diurus-urus, cuma ngurus siapa komisaris, siapa direksi, ya repot, dilayani debat dengan Adian Napitupulu lebih repot lagi," pungkasnya.