Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Tiap Pagi 'Sarapan' Angka, Jokowi Khawatirkan Ekonomi yang Minus

Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak pada kondisi ekonomi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020). Pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menyiapkan dana bergulir sebesar Rp 1 triliun untuk disalurkan kepada koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang terdampak COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 (corona) benar-benar berdampak pada kondisi ekonomi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) keadaan ekonomi di masa pandemi sekarang ini tidaklah mudah.

”Kita tahu semuanya, keadaan sekarang tidak mudah, keadaan yang sangat sulit.

Bagaimana mengendalikan Covid dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan bukan hal yang mudah,” kata Jokowi saat menghadiri acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk
Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis
(23/7/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas bercerita bagaimana tiga bulan lalu ia
menelepon managing director IMF.

Baca: Jokowi Minta Bunga Pinjaman Koperasi untuk UMKM Tidak Terlalu Tinggi

Saat itu, ia mendapat informasi bahwa ekonomi global tahun ini diperkirakan bakal minus 2,5 persen.

”Kemudian dua bulan lalu saya telepon Bank Dunia, beda lagi jawabannya.

Mereka bilang pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen,” kata Jokowi.

Jokowi juga sempat berkomunikasi dengan pihak Organisation for Economic Co-
operation and Development atau OECD yang menyampaikan prediksi berbeda, bahwa ekonomi dunia tahun ini diprediksi minus di angka 6 hingga 7 persen.

”Setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis dan posisinya tidak makin mudah tapi semakin sulit," ujar Jokowi.

Baca: Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Jokowi: Pemerintah Siapkan Dana Rp 1 Triliun untuk Koperasi

Jokowi lantas menunjukkan slide data OECD soal prediksi kontraksi ekonomi yang tajam dari sejumlah negara. Di situ Prancis -17,2 persen, Jerman -11,2 persen, Amerika
Serikat -9,2 persen, Malaysia -8 persen.

"Bayangkan isinya hanya minus, minus, minus, minus, dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu," ucap Jokowi.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Menurut Jokowi, kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2020 masih 2,97 persen.

Namun, sejak terdampak Covid-19 kondisinya minus.

"Kuartal kedua kita sudah akan jatuh minus. Kita harus ngomong apa adanya. Bisa minus 4,3 persen sampai mungkin 5 persen," kata Jokowi.

Baca: Jokowi Kangen Kritik Fahri Hamzah

Kondisi tersebut kata Jokowi harus diwaspadai dan ditangani dengan cepat. Dia pun

meminta relaksasi dan restrukturisasi kepada UKM dan koperasi diberikan secepat-
cepatnya agar tidak kena imbas pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. "Oleh

sebab itu, kita berharap di kuartal ketiga ini kita sudah harus naik lagi, kalau ndak, nggak ngerti saya. Betapa akan lebih sulit kita," ujar Jokowi.

Meski demikian, Jokowi optimistis perihal kondisi perekonomian terkini.

Rasa optimistis itu muncul setelah ia membaca data perkembangan ekonomi, baik global maupun domestik setiap pagi.

Angka-angka dalam data itu bahkan menjadi menu sarapannya setiap hari di tengah pandemi virus corona.

”Setiap pagi saya dapat angka-angka. Setiap pagi sarapannya angka-angka. Kalau bapak ibu sarapannya nasi goreng atau roti, saya sarapannya angka-angka setiap hari,” ucap Jokowi.

Meski angka menjadi menu sarapannya, Jokowi senang ada perkembangan yang positif pada data ekonomi Indonesia.

Salah satunya adalah tingkat daya beli masyarakat.

"Saya senang sudah ada angka-angka yang baik, konsumsi sudah mulai terungkit naik
artinya mungkin ada peredaran uang di (kelas menengah) bawah karena ada bantuan
langsung tunai (BLT) desa, bansos tunai, dan bansos sembako," papar Jokowi.

Selain konsumsi masyarakat, aktivitas ekspor Juli 2020 juga mulai merangkak.

Jokowi mengklaim angkanya sudah terlihat lebih tinggi dibandingkan posisi Mei dan Juni 2020.

"Saya lihat aktivitas ekspor trennya naik dibandingkan Mei dan Juni 2020. Momentum-
momentum ini jangan dilewatkan," tutur Jokowi.

Menurut Jokowi, pemerintah punya waktu memperbaiki ekonomi yang terpuruk akibat
pandemi virus corona ini pada kuartal III 2020.

Bila ekonomi berhasil positif pada periode tersebut, maka akan mudah bagi pemerintah menggenjotnya lebih tinggi pada kuartal IV 2020 dan tahun depan.

"Hanya punya waktu pada Juli, Agustus, dan September 2020. Kalau bisa mengungkit ini Insya Allah kuartal IV 2020 lebih mudah, tahun depan lebih mudah," jelas Jokowi. (tribun network/fik/dod)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved