Senin, 6 Oktober 2025

Lewat 'Bangga Buatan Indonesia', Pelaku UMKM Dapat Pelatihan Branding Hingga Akses Permodalan

Dalam platform banggabuatanIndonesia.co.id, banyak e-commerce yang terlibat, sehingga dapat memberikan wadah bagi UMKM

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan 'Bangga Buatan Indonesia' yang diluncurkan pada 14 Mei 2020 memang menyasar pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa bergabung dengan ekosistem digital.

Hal ini bertujuan untuk mendorong UMKM agar 'melek teknologi' dan go online dalam melakukan penjualan produknya demi bangkit dari kelesuan akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Terkait gerakan Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, turut melibatkan pula platform digital e-commerce yang akan memberikan 'lapak' bagi pelaku UMKM ini dalam menjual produk yang dihasilkan.

Seperti yang disampaikan Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi.

Baca: 2 Juta Pelaku UMKM Diproyeksikan Bisa Bergabung di Program Bangga Buatan Indonesia

"Dalam platform banggabuatanIndonesia.co.id, banyak e-commerce yang terlibat, sehingga dapat memberikan wadah bagi UMKM, agar dapat melakukan penjualan online," ujar Jodi, kepada Tribunnews, Senin (13/7/2020) sore.

Para pelaku UMKM ini nantinya akan memperoleh keuntungan pula berupa pelatihan yang akan menjadi bekal bagi mereka dalam menghasilkan produk yang inovatif, kreatif dan kompetitif.

Selain didukung e-commerce, pelatihan tersebut turut didukung pula oleh Kementerian/Lembaga (K/L).

"(Selain itu) dalam platform tersebut seluruh UMKM bisa mendapatkan fasilitas pelatihan yang diselenggarakan oleh K/L dan e-commerce," jelas Jodi.

Bentuk pelatihannya, kata dia, mulai dari on boarding, strategi pemasaran, branding hingga packaging produk yang akan mereka jual secara online di e-commerce.

Tidak hanya itu, para pelaku UMKM yang berminat untuk go online ini juga akan memperoleh pengetahuan terkait sertifikasi halal hingga kemudahan akses untuk mendapatkan modal.

"Platform tersebut juga disetting menjadi one stop platform untuk pemasaran, sertifikasi halal, BPOM, termasuk akses permodalan untuk UMKM," kata Jodi.

Jodi menyebut bahwa saat ini jumlah pelaku UMKM yang bergabung dengan program 'Bangga Buatan Indonesia' telah lebih dari 1 juta unit.

"Hingga saat ini sudah lebih dari 1 juta UMKM yang sudah bergabung setelah diluncurkan oleh Presiden 6 minggu yang lalu," papar Jodi.

Ia menambahkan, angka tersebut merupakan setengah dari target yang ingin dicapai pemerintah hingga akhir tahun ini.

"Jumlah tersebut telah mencapai 50 persen dari target Presiden, sejumlah 2 juta UMKM pada akhir 2020," tutur Jodi.

1 juta unit UMKM itu, tidak termasuk dalam 8 juta UMKM yang telah bergabung sebelumnya dalam ekosistem digital.

Sehingga jika dijumlahkan keseluruhan, saat ini UMKM yang telah bergabung dalam ekosistem digital yang berfokus pada penjualan secara 'go online' telah mencapai 9 juta.

"Angka tersebut belum termasuk 8 juta UMKM yang telah bergabung sebelumnya," kata Jodi.

Melihat minat UMKM yang cukup tinggi terhadap gerakan 'Bangga Buatan Indonesia' yang baru saja diluncurkan ini, program ini diprediksi sukses mencapai target 2 juta UMKM.

"Pemerintah cukup optimis pada program tersebut, karena program didukung oleh seluruh K/L (Kementerian/Lembaga) serta pemerintah daerah," pungkas Jodi.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R M Manuhutu menyampaikan perkembangan implementasi gerakan 'Bangga Buatan Indonesia'.

Gerakan ini dibuat untuk mendorong para pelaku UMKM untuk 'melek teknologi digital' demi menyiasati krisis ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Ia mengatakan sejak pertengahan Mei hingga akhir Juni lalu, terdapat peningkatan unit UMKM yang masuk dalam ekosistem digital.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam agenda media briefing bertajuk 'Kolaborasi Platform Digital untuk Mendukung Langkah New Normal UMKM' yang digelar TikTok, Jumat (10/7/2020) lalu.

"Sejak 14 Mei 2020 lalu hingga 30 Juni 2020, ada penambahan 789.116 unit UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital," ujar Odo.

Menurutnya, angka UMKM yang go online tersebut terus bertambah hingga mencapai separuh dari target yang ingin dicapai pemerintah.

"Data terakhir, sampai saat ini mungkin sudah mencapai angka 1 juta dari 2 juta yang ditargetkan," kata Odo.

Di masa pandemi ini, kata Odo, angka penjualan produk UMKM yang dilakukan secara online justru mengalami peningkatan.

Sebelumnya, dari 60 juta UMKM di Indonesia, baru 8 juta atau sebesar 13 persen UMKM yang beralih memanfaatkan platform digital.

Kini, karena adanya gerakan baru yang diluncurkan pemerintah, terdapat peningkatan nyaris 1 juta UMKM

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved