Virus Corona
Pariwisata Global Diprediksi Merugi hingga 3,3 Triliun Dolar AS Akibat Pandemi Covid-19
Kedalaman krisis pun tergantung pada seberapa lama wisatawan tidak diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pandemi virus corona atau Covid-19 diprediksi membebani pariwisata global hingga mencapai 3,3 triliun dolar Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut apabila sektor yang vital bagi ekonomi banyak negara ini tetap dihentikan selama satu tahun karena kebijakan pembatasan.
Baca: Pulihkan Pariwisata Akibat Covid-19, Pemerintah Fokus pada Sektor Wisata Nusantara
Seperti yang disampaikan dalam sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Dalam laporannya yang menyoroti dampak corona pada pariwisata global, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) ini telah mempertimbangkan tiga skenario yang mungkin saja diterapkan untuk industri ini.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (6/7/2020), saat ini kerugian besar memang tengah membayangi sektor satu ini.
Kedalaman krisis pun tergantung pada seberapa lama wisatawan tidak diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan.
Jika tindakan penguncian (lockdown) berlangsung selama empat bulan di seluruh negara, maka sektor pariwisata dunia dapat kehilangan pendapatan setidaknya 1,2 triliun dolar AS atau 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Namun jika lockdown dan pembatasan ini bertahan hingga lebih dari empat bulan, maka kerugian yang dialami pun akan jauh lebih meningkat menjadi 2,2 triliun atau 2,8 persen dari PDB dunia.
Skenario terburuknya, penghentian perjalanan internasional selama 12 bulan dapat menimbulkan dampak terparah, karena kerugian yang dialami akan mencapai 3,3 triliun dolar AS atau 4,2 persen dari PDB global.
Perlu diketahui, sektor pariwisata merupakan sumber utama bagi lapangan kerja dan pendapatan di banyak negara.
Menurut perkiraan agensi PBB itu, pendapatan nasional suatu negara dapat turun hingga 3 juta dolar AS untuk setiap 1 juta dolar AS kerugian yang dialami dalam pendapatan pariwisata internasional.
Krisis ini tentu saja menimbulkan risiko yang berkelanjutan untuk mata pencaharian orang-orang di negara-negara berkembang.
Hal itu karena mereka akan menghadapi kerugian PDB yang paling rendah.
Bahkan di bawah skenario paling optimis pun, ekonomi Jamaika dan Thailand diprediksi menyusut masing-masing 11 persen dan 9 persen.
Sedangkan Kroasia juga akan berada di antara tiga negara yang paling terkena dampak, lantaran kehilangan setidaknya 8 persen dari PDB.
Ekonomi paling kuat di dunia seperti AS juga tidak akan bisa menghindari kelesuan ekonomi terkait sektor ini.
Baca: Sandiaga Uno: Desa Wisata Berpeluang Dikembangkan di Masa Pandemi
AS diperkirakan menderita kerugian terbesar, dengan penurunan moderat sebesar 187 miliar dolar AS dalam skenario moderat, diikuti oleh China dengan kerugian mencapai 105 miliar dolar AS.
Lalu tujuan wisata utama seperti Thailand, Prancis dan Jerman masing-masing akan kehilangan sekitar 47 miliar dolar AS dalam PDB karena kontraksi yang terjadi di sektor pariwisata.