Senin, 29 September 2025

Eksklusif Tribunnews

Dirut Garuda Indonesia: Mengeluh Tidak Membawa Perubahan

70 persen pesawat garuda dikandangkan. 800 karyawan berstatus kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu dirumahkan

TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjawab pertanyaan jurnalis saat melakukan sesi wawancara dengan Tribunnews.com di kantor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Kamis (11/6/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Kalau memang tugas kantor, pergi lah, kalau ada urusan keluarga, pergi lah. Jangan ditunda karena penundaan Anda implikasi ke mana-mana.

Saya tidak bisa memaksa Anda terbang, tapi yang saya bisa menggugah keberanian dan keinginan terbang itu muncul lagi. Jadi ini isunya bukan ekonomi lagi, tapi public opinion.

Makanya semua wartawan yang minta ketemu saya, saya terima, karena lebih penting bertemu wartawan untuk menjelaskan bahwa ini isu bersama.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjawab pertanyaan jurnalis saat melakukan sesi wawancara dengan Tribunnews.com di kantor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Kamis (11/6/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjawab pertanyaan jurnalis saat melakukan sesi wawancara dengan Tribunnews.com di kantor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Kamis (11/6/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Saat Anda masuk ke sini ada problem 7 anak perusahaan 19 cucu, apakah ini mengganggu kinerja Anda?
Yang mesti diselesaikan ada tidak ada covid ya diselesaikan. Banyak planning-planning tetap kita jalankan. Reorganisasi, promosi, kita jalankan. Salah satu contohnya, kargo kan tidak perlu rapid test. Kita dorong kargo. Banyak oportunity, seperti ekstensi kargo.

Terkait pesawat yang banyak leasing seperti apa?
Dinegosiasi pembayaran dan kontrak supaya nilainya berkurang.

Optimisme Anda?
Hidup itu dari harapan bukan dar i kenyataan. Tugas seorang Direktur Utama, Anda mau tercabik-cabik seperti apapun perasanaan dan kepala, Anda bilang nyesal ambil pekerjaan ini segala macam apapun. Ceritanya, ketika Anda duduk di sini harus menyebarkan optimisme dengan cara memberitahu semua orang.Selalu ada hari esok.

Badai itu pasti berlalu. Persoalannya kapan akan berlalu, tapi yang kita tekankan pasti berlalunya. Kita hari ini diskusi sama teman-teman, bicara harapan itu enak. Misal, di rumah diskusi kita ga bisa ke sini, ke sini. Coba dimulai pembicaraan setelah pandemi selesai kita ke Bali, itu pasti lebih menyenangkan.

Itu energi berubah. Saya gagah perkasa bukan berarti tidak mau ngeluh, tapi ngeluh itu tidak membawa perubahan.

Baca: Cerita Irfan Setiaputra, Menganalogikan Penamaan Garuda Indonesia oleh Bung Karno

Kalau saya ngeluh di depan anak buah saya, yah bos saya saja ngeluh. Tercabik-cabiknya melihat angka minus semua, besok gajian atau tidak, pilot gajian atau tidak, saya masih optimis mudah-mudahan gusti Allah bantu. Badai Pasti Berlalu yang masalah kapannya.

Tapi kalau energi positif dibagikan, orang yang sakit kanker itu kalau hanya berpikir pasti mati ya sulit untuk sembuh.

Baca: Tiga Bulan Ditinggal Tyson Linch Mudik ke Australia, Melaney Ricardo Mengaku Kangen Suami

Tanya kepada mereka yang survival, kalau dia bilang dia bisa lawan, percaya sama tuhan, itu masih punya kesempatan untuk sembuh. Ada yang nanya sisa 10 persen gimana? 10 persen itu lebih besar dari 9 persen.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan