Program Pemulihan Ekonomi bagi UMKM Diharapkan Tidak Salah Sasaran
"Saya mengingatkan agar program ini tidak salah sasaran, apalagi ada ketidakadilan dalam implementasinya," kata Mulyadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 (PP 23/2020) tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Untuk Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi virus corona atau Covid-19.
Salah satunya adalah stimulus bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masuk dalam PEN tersebut.
Baca: Gerindra Pede Prabowo dapat Banyak Dukungan Jika Maju Pilpres 2024 meski PKS & PA 212 Kompak Menolak
Hal ini sebagai respon pemerintah terhadap dampak coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang dirasakan UMKM.
Dari draf program PEN yang dirilis pemerintah, porsi stimulus UMKM sebesar Rp 68,21 triliun.
Angka tersebut setara 21,4% dari total anggaran program PEN senilai Rp 318,09 triliun.
Terkait hal itu, Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Muda Muslim Nasional (Permunas) Mulyadi Siregar mengingatkan pemerintah agar tidak salah sasaran atau tidak adil dalam mengimplementasikan program tersebut.
"Saya mengingatkan agar program ini tidak salah sasaran, apalagi ada ketidakadilan dalam implementasinya," kata Mulyadi di Jakarta, Jumat (12/06/2020).
Menurutnya, UMKM adalah salah satu sektor yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia.
Untuk itu, perhatian khusus seperti stimulus yang dilakukan pemerintah tersebut harus benar-benar dirasakan oleh pelaku UMKM.
"Mereka (UMKM) harus tetap eksis, tidak boleh berhenti atau menutup usahanya karena pandemi covid-19 saat ini," ujar dia.
Baca: Tak Perlu Repot, Ini Daftar Rumah Sakit yang Layani Rapid Test Covid-19 Drive Thru
Untuk itu, Mulyadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawasi dan mengawal program tersebut, agar benar-benar sampai pada pihak yang membutuhkan.
"Kami akan memastikan program ini dirasakan langsung dampaknya oleh pelaku UMKM. Kami tidak segan melayangkan kritik keras jika program tersebut tidak sampai ke UMKM yang membutuhkan," tutup Mulyadi.