Virus Corona
Pintar Jaga Cash Flow, Kunci Perusahaan Bisa Bertahan di Masa Pandemi Covid-19
Angela juga menyarankan agar perusahaan mengelola likuiditas dengan sebaik-baiknya agar bisa tetap bertahan di tengah kondisi sulit saat ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemampuan manajemen perusahaan dalam menjaga cash flow diyakini menjadi salah satu kunci penting agar perusahaan yang bergerak di bidang apa saja bisa bertahan dari dampak negatif akibat paparan pandemi Covid-19 di Indonesia.
International Contact Partner RSM Indonesia Angela Simatupang dalam video conference Dreya Forum bertajuk "Strategi Menghadapi New Normal Baru" di Jakarta, Jumat (5/6/2020), pandemi menyebabkan banyak sektor usaha menghadapi masalah dan itu membebani bisnis mereka.
Yang paling berat dirasakan adalah permintaan konsumen yang merosot drastis.
Selain itu juga munculnya perubahan peraturan yang signifikan, gangguan pada rantai pasok, munculnya pengangguran, serta ancaman resesi ekonomi.
"Pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan konsumen jadi kolaps. Itu sudah seperti rantai lingkaran setan. Kuncinya adalah menjaga cash flow, karena cash is king," ujarnya.
Angela juga menyarankan agar perusahaan mengelola likuiditas dengan sebaik-baiknya agar bisa tetap bertahan di tengah kondisi sulit saat ini.
"Maintain likuiditas karena kita sekarang punya krisis likuiditas," saran Angela.
Angela menegaskan, krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19 saat ini sangat berbeda karakternya dengan krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia di fase 1997-1998.
Salah satu buktinya, tidak semua sektor bisnis ikut terdampak Covid-19 meski dampaknya terjadi dalam skala masif.

"Sektor-sektor tertentu merasakan dampak sangat besar dan mendalam, tapi ada juga sektor-sektor tertentu lainnya yang menikmati financial benefit karena meningkatnya permintaan akan kebutuhan-kebutuhan tertentu," ungkap Angela Simatupang.
Dia mencontohkan, sektor-sektor yang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19 adalah sektor health and humanitarian services.
Karena itu, dia menyarankan agar para pengambil keputusan di perusahaan menerapkan cara berpikir strategis dan terstruktur agar bisnisnya segera kembali pulih melalui perencanaan yang matang. Menghindari keputusan-keputusan bisnis yang diambil secara instant.
Pihaknya juga menyarankan agar pemimpin perusahaan kembali mengevaluasi posisi perusahaannya di dalam ekosistem bisnis, terutama terhadap pesaing.
Pihaknya juga menyarankan agar pemimpin perusahaan mengevaluasi apakah bisnisnya sudah benar-benar siap memasuki era new normal dengan tatanan baru.
"Bukan hanya untuk survive, bisnis kita harus bisa sustain. Kita tidak bisa berpikir bisnis hanya sampai bulan Desember atau akhir tahun saja," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said di kesempatan sama dengan mengutip hasil diskusinya bersama Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia minimal perlu 3 tahun untuk menghadapi pandemi Covid-19.
"Dari hasil hitungan Pak Ketua Umum, kita minimal butuh 3 tahun untuk menghadapi semua ini," sebut Sudirman Said.
Dia mengingatkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah menyatakan bahwa virus corona tidak akan hilang sepenuhnya dari Indonesia, setidaknya untuk dalam waktu dekat.
Karena itu pihaknya mengajak masyarakat agar siap dan beradaptasi dengan kondisi baru ini.
Sudirman memaparkan, vaksin Covid-19 akan bisa paling cepat diproduksi oleh China pada Januari tahun depan dan baru benar-benar bisa digunakan pada sekitar Maret hingga Juli setelah diproduksi massal. Itu pun menurut perkiraannya baru untuk memenuhi kebutuhan di internal China.
Dengan demikian, jika produksi massal vaksin ini terus dilanjutkan, diperkirakan Indonesia baru akan kebagian vaksin ini pada sekitar bulan Agustus atau September 2011.
Karena itu dia mengingatkan, hingga tahun depan atau 2021 kemungkinan Indonesia masih harus bertahan tanpa vaksin dan obat dan vaksinnya baru benar-benar bisa tersedia di 2022.
"Di 2022 mungkin kita sudah ada vaksin, baru mulai disuntikkan tapi belum selesai. Jadi 2023 kita baru selesai menyuntikkan vaksin itu," ujar Sudirman Said.