Virus Corona
Imbas Covid-19, Airbus Umumkan Kerugian Kuartalan 481 Juta Euro
"Kami melihat awal yang kuat untuk tahun ini, baik secara komersial maupun industri. Tapi kami secara cepat melihat pula kerugian yang ditimbulkan."
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Maskapai Eropa Airbus dikabarkan telah mengumumkan pada April lalu, bahwa pihaknya berencana untuk mengurangi jumlah pesawat yang diproduksi.
Pesawat yang diproduksi akan diturunkan menjadi sepertiga karena pandemi virus corona (Covid-19).
Baca: Karyawan Positif Covid-19, Pabrik Rokok Sampoerna Setop Sementara Kegiatan Produksi
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (30/4/2020), kerugian bersih yang dialami Airbus saat ini mencapai 481 juta Euro atau sekitar 522 juta dolar Amerika Serikat (AS), karena munculnya krisis yang disebabkan virus tersebut.
Dalam laporan perusahaan terkait hasil keuangan konsolidasi untuk Kuartal 1 yang berakhir pada 31 Maret 2020, pendapatan Airbus turun 15 persen menjadi 10,63 miliar Euro atau setara 11,53 miliar dolar AS, dibandingkan dengan laba bersih sebesar 40 juta Euro atau sekitar 43 juta dolar AS pada periode sama tahun 2019.
Chief Executive Officer (CEO) Airbus, Guillaume Faury dalam pernyataannya pada Rabu kemarin mengatakan bahwa perusahaan telah melihat kerugian yang disebabkan pandemi ini.
"Kami melihat awal yang kuat untuk tahun ini, baik secara komersial maupun industri. Tapi kami secara cepat melihat pula kerugian yang ditimbulkan pandemi Covid-19," ujar Faury.
Menurutnya, ini merupakan krisis terparah yang pernah terjadi pada industri penerbangan.
"Kami sekarang berada di tengah-tengah krisis paling parah yang pernah dialami industri dirgantara," kata Faury.
Baca: Tata Cara Pelaku UMKM Bisa Dapatkan Bebas Pajak Pemerintah
Ia menambahkan, perusahaan pun tengah berupaya menerapkan serangkaian tindakan untuk memastikan masa depan maskapai ini.
"Tiap saat, kesehatan dan keselamatan karyawan Airbus adalah prioritas utama kami. Sekarang kita perlu bekerja sebagai industri untuk mengembalikan kepercayaan penumpang, kami fokus pada upaya perusahaan untuk memastikan kelangsungan bisnis kami," pungkas Faury.