Virus Corona
Dirut Pertamina Bercerita, Penjualan BBM Kini Turun Drastis, Terdalam Sepanjang Sejarah
Permintaan pasar BBM turun sangat tajam hingga mencapai 59 persen di wilayah Jakarta, lebih tinggi jika dibandingkan kota-kota besar lainnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan turunnya permintaan konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam RDP panja BUMN energi dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).
Hal ini menyusul imbauan work from home serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19.
"Penurunan konsumsi BBM produk Premium dan Pertaseries ini mencapai 16,78 persen per hari dibandingkan Januari dan Februari 2020. PSBB membuat penjualan semakin tertekan," kata Nicke dalam virtual conference.
Di wilayah Jakarta, permintaan pasar BBM turun sangat tajam hingga mencapai 59 persen dibandingkan kota-kota besar lainnya.
Baca: Wishnutama Koreksi Pernyataan Luhut Akan Tarik Wisatawan China, Korsel dan Jepang
"Ini situasi yang belum pernah terjadi dalam sejarah Pertamina," terangnya.
Sementara, penjualan produk gasoil atau solar juga rata-rata turun 8,38 persen dibanding Januari dan Februari 2020.
Baca: Kisah Jenazah Dokter Dimakamkan Tanpa Menggunakan Peti di TPU Padurenan Bekasi
Nicke menjelaskan turunnya permintaan konsumen ini berdampak besar pada operasional kilang dan keuangan perusahaan.

"Demikian juga untuk BBM aviasi penurunannya di atas 60 persen karena banyak maskapai berhenti operasi," tuturnya.
Baca: Prof Chaerul Anwar Nidom Beberkan Inovasi BCL dan Super Antioksidan untuk Usir Covid-19
Nicke menjelaskan penurunan harga minyak dunia karena terjadinya over suplai dan diimbangi dengan penurunan demand.
Meski begitu, penjualan LPG Pertamina subsidi maupun non-subsidi mencatat tren positif karena banyaknya masyarakat yang beraktivitas di rumah.
Kenaikan permintaan pasar gas mencapai 1,45 persen per hari jika dibandingkan periode Januari dan Februari 2020.