Virus Corona
Pertumbuhan Ekonomi China Berpotensi Turun, Legislator PPP Minta Pemerintah Antisipatif
Pertumbuhan ekonomi China saat ini diprediksi hanya di bawah 5 persen setelah sebelumnya mencapai lebih dari 6 persen.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Panitia Kerja (Panja) Perdagangan Komoditas Ekspor Komisi VI DPR RI Elly Rachmat Yasin menilai, wabah virus corona berpeluang membuat pertumbuhan ekonomi China turun dan dampak negatifnya juga akan dialami Indonesia.
Ini karena saat ini China merupakan mitra datang terbesar Indonesia.
"China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, yakni sebesar 16 persen disusul kemudian Uni Eropa sebesar 9,24 persen," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi China saat ini diprediksi hanya di bawah 5 persen setelah sebelumnya mencapai lebih dari 6 persen.
Penurunan ini bisa berimbas pada laju ekspor komoditi Indonesia ke China. Elly meminta Pemerintah mengantisipasi kondisi ini dengan baik.
Baca: Hong Kong Ingatkan Warga Tidak Cium Anjing, Pasca Temuan Positif Corona
Tahun 2019, ekspor Indonesia ke China naik sebesar 5,9 persen, namun kenaikan itu belum mampu mengubah neraca perdagangan Indonesia atas China yang masih negatif.
Komoditas terbesar ekspor Indonesia ke China adalah bahan bakar mineral dan minyak dari tumbuhan dan hewan. Masalahnya, komoditas dimaksud tidak mudah dipasarkan ke pasar substitutif di negara lain.
Baca: Terkait Penangkapan Ririn Ekawati, Polisi Masih Lakukan Pemeriksaan
China saat ini juga tercatat sebagai negara dengan investasi terbesar di Indonesia, disusul Singapura dengan nilai 4,7 miliar dolar AS atau setara Rp65,8 triliun.
Jumlah investasi ini kemungkinan besar akan menurun seiring adanya wabah virus corona.
"Ada banyak proyek besar di negeri ini yang didanai dari investasi Cina. Baik mekanisme hibah maupun pinjaman. Karena itu, jangan sampai melemahnya perekonomian China mengganggu proyek pembangunan infrastruktur dan transportasi Indonesia," ujarnya.
Elly berharap kondisi ini tidak membuat Indonesia menyerah.
Bahkan menurutnya, hal ini bisa menjadi momen bagi Indonesia untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada negara lain, khususnya Cina.
Ia mendorong BUMN bisa menjadi motor kemajuan perekonomian Indonesia.
"Kita dorong BUMN menjadi agen pembangunan. Selain cari untung, BUMN harus berperan lebih besar pada keberlanjutan pembangunan nasional. Jangan sampai pembangunan nasional bergantung pada Cina," ujarnya.