Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Ini Strategi Pemerintah Mengatasi Dampak Corona terhadap Pertumbuhan Ekonomi RI

Airlangga menyebut pemerintah memiliki trik untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, yakni melalui pembangunan Sumber Daya Manusia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Fitri Wulandari
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, serta Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, di acara Rapat Kerja BPPT Tahun 2020, di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mewabahnya virus corona diprediksi turut memberikan dampak negatif tidak hanya pada perekonomian global, namun juga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara Rapat Kerja (Raker) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2020.

Meskipun besaran dampaknya diperkirakan tidak sebesar yang akan dialami China yang merupakan negara sumber munculnya penyakit mematikan itu.

Baca: Azas Tigor Nainggolan Singgung Banjir di DKI Jakarta: Sekarang Tujuh Minggu Tujuh Kali Banjir

Baca: Sempat Dihentikan, Sriwijaya Air Kembali Buka Rute Jakarta-Belitung PP Mulai 1 Maret

Namun, perekonomian Indonesia disebut akan terdampak negatif.

"Kita melihat pertumbuhan ekonomi China terkoreksi bisa sampai 2 persen, Indonesia bisa (berdampak juga) 0,3 persen," ujar Airlangga, di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).

Kendati diprediksi terkoreksi hingga 0,3 persen, namun Airlangga menyebut pemerintah memiliki trik untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, yakni melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk SDM yang berfokus pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Hal ini sejalan dengan salah satu fokus pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni pembangunan SDM Unggul.

Indonesia disebut akan mengalami puncak bonus demografi pada 2045 mendatang, namun saat ini pemerintah terus menyiapkan langkah untuk peningkatan kualitas generasi muda yang produktif sebagai penopang terdepan bangsa agar bisa berdaya saing.

Oleh karena itu, selain akan mengadaptasi program Research and Development (RnD) yang selama ini telah berhasil diimplementasikan di sejumlah negara.

Pemerintah, kata dia, akan berupaya menerapkan program pelatihan pula yang diklaim mengurangi skill gap, agar para SDM berusia produktif ini bisa menghadapi revolusi industri 4.0.

"Pemerintah, selain mendukung RnD, juga sedang mengurangi skill gap yang mana ini terbentuk karena ada perkembangan industri 4.0," kata Airlangga.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved