Minggu, 5 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Pelemahan Rupiah Hari Ini Diprediksi Berlanjut Hingga Besok

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga masih mengalami ketidakpastian. Akibatnya, rupiah kembali loyo

Editor: Sanusi
Tribunnews/JEPRIMA
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cadangan devisa Indonesia di bulan September masih di bawah ekspektasi.

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga masih mengalami ketidakpastian.
Akibatnya, rupiah kembali loyo di awal pekan Oktober ini.

Rupiah melemah 0,18% ke level Rp 14.163 per dolar AS pada Senin (7/10).

Seorang karyawan saat menghitung mata uang dalam bentuk pecahan Rp 50.000 dan pecahan Rp 100.000 di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018). Nilai tukar rupiah dipasar spot ditutup menguat 86 poin atau 0,62% ke level Rp 13.889 per dolar AS. Tribunnews/Jeprima
ilustrasi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menyatakan penyebab rupiah melemah hari ini karena pelaku pasar masih cenderung berhati-hati.

Pertama, hari ini pemerintah baru merilis cadangan devisa Indonesia periode bulan September yang ternyata turun. Kedua, ketidakpastian rencana pertemuan antara AS dan China.

"Hari ini dikabarkan wakil Perdana Menteri China akan berkunjung bersama dengan delegasi perdagangan China ke Washington. Tujuannya untuk negosiasi dagang. Namun, di sisi lain ada eskalasi baru antara AS dan Uni Eropa," ujar Deddy kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Deddy mengatakan, ketegangan antara AS dan Eropa tersebut berkaitan dengan rencana AS yang mempersiapkan pengenaan tarif impor baru terhadap barang dari Eropa.

Tepatnya, AS berencana mengenakan tarif impor dari 10% dan 25% pada 18 Oktober mendatang.

Tidak hanya sampai di situ, Deddy menilai tidak adanya katalis positif dari pasar global juga masih akan membuat rupiah melemah esok.

Baca: Pengamat: Gerindra Sebaiknya Tetap Oposisi, Tak Perlu Minta-minta Kursi Menteri

Baca: Kabar Terbaru Para Pemain Sinetron Inikah Rasanya yang Nge-hits Tahun 2000-an, Ada yang Alih Profesi

Deddy memperkirakan secara teknikal rupiah masih terdepresiasi pada Selasa (8/10).

Sentimen pelemahan rupiah berasal dari domestik dan juga global. Di sisi internal, dia menilai data dalam negeri belum ada yang menarik perhatian pelaku pasar dan investor untuk mengoleksi rupiah.

Terlebih lagi, pada Rabu mendatang, Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan eceran (retail sales) Indonesia periode bulan Agustus. "Kalau itu sesuai sama ekspektasi pasar, mungkin rupiah bisa menguat," tambah Deddy.

Selain itu, proyeksi rupiah masih melemah besok juga karena pelaku pasar masih pertemuan FOMC dan Bank Sentral Eropa (ECB) di pekan ini.

Deddy mengatakan, data inflasi AS juga turut andil dalam perkirakan pelemahan rupiah besok. Deddy memproyeksi rupiah akan melemah di rentang level Rp 14.130-Rp 14.200 per dolar AS.

Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Pelemahan rupiah hari ini berpeluang lanjut hingga esok

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved