Menhub Ingin Penyelenggaraan Tol Laut di NTT Dioptimalisasi
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, saat ini Program Tol Laut, Kapal Perintis, dan Kapal Ternak di NTT sudah berjalan dengan baik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengupayakan penyelenggaraan Program Tol Laut di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih optimal.
Hal tersebut diungkapkannya usai mendampingi kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Pelabuhan Tenau, Rabu (21/8/2019).
Baca: Ahok Blak-blakan di Kupang: Ungkap Sifat Istri, Nama Aslinya di Akta, hingga Jadi Menteri Jokowi
“Bersamaan dengan kehadiran Presiden ke Kupang, Kementerian Perhubungan memang melakukan satu evaluasi terhadap tol laut, perintis, dan kapal ternak yang ada di NTT,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi.
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, saat ini Program Tol Laut, Kapal Perintis, dan Kapal Ternak di NTT sudah berjalan dengan baik.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk Kapal Ternak, Pemerintah saat ini sudah mempunyai enam kapal yang lima diantaranya memiliki trayek Jakarta dan Kalimantan.
Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan, Sampai saat ini volume muatan ternak sudah mencapai 46.000 ton dan ditargetkan untuk tahun ini mencapai 70.000 ton.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan hasil ternak dapat dikirim dalam bentuk yang telah dibekukan atau frozen.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya kekosongan muatan tol laut saat balik ke Jakarta.
“Karena selama ini tol laut yang mengangkut kontainer dari Jakarta atau Surabaya dan pulangnya relatif kosong hanya ada muatan 20 – 30 persen. Kami tugaskan Pelindo III untuk buat untuk uji coba pertama dengan beberapa kontainer dengan memberikan subsidi. Kalau itu berhasil akan menjadi komersial dan kita perlahan hilangkan subsidinya. Jadi selain bisa mengisi muatan yang kosong, juga akan sangat besar sekali keuntungannya,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.
Menhub Budi Karya Sumadi juga mengatakan, pentingnya melibatkan Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM) dengan rencana Pemerintah yang akan mengirimkan hasil ternak dari NTT.
Lebih lanjut, terkait kapal Tol Laut dan kapal perintis di Kupang dan sekitarnya, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan untuk kedepannya akan menjadi komersial.
Baca: Menhub Budi Karya Optimalisasi Penyelenggaraan Tol Laut di NTT
Sehingga nantinya kapal tetap bisa berjalan keliling di daerah NTT tanpa subsidi, namun tetap memberikan harga ekonomis kepada masyarakat.
“Dari Surabaya itu setengahnya sudah komersial, kita harapkan tol laut yang keliling di daerah NTT ini okupansi bisa maksimal dan juga ekonomis. Akhirnya tanpa subsidi diharapkan akan tetap berjalan,” kata Menhub Budi Karya Sumadi.
Jokowi tinjau aktivitas di pelabuhan

Baca: Kerusuhan di Fakfak dan Timika, Dipicu Bendera Bintang Kejora Hingga Pesan Jokowi
Dilansir dari setpres.setneg.go.id, Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau aktivitas bongkar muat Pelabuhan Tenau di Kota Kupang, pada Rabu, 21 Agustus 2019.
Peninjauan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat memberikan keterangan kepada para jurnalis di tempat peninjauan, Presiden Jokowi menyinggung soal operasional kapal ternak yang biasa membawa ternak sapi dari NTT ke Jakarta. Ia mengatakan bahwa dari 6 trayek kapal ternak, 5 di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Setiap tahunnya, lanjut Presiden Jokowi, sekitar 70 ribu sapi dikirim dari NTT ke Pulau Jawa, terutama ke Jakarta dan sekitarnya.
“Kapal ini dulu disubsidi. Dulunya Rp700 ribu, sekarang tinggal Rp200 ribu. Seperti itu yang kita kehendaki. Awal-awal pasti kosong, subsidi, lama-lama kurang, sekarang penuh terus,” kata Jokowi.
Dalam peninjauan, Jokowi sempat menyaksikan pengangkutan hewan ternak menuju Kapal Ternak Camara Nusantara 3 di Pelabuhan Tenau.
Kapal tersebut diketahui sedang mengangkut 470 ekor sapi untuk dibawa ke Kalimantan.
Selain itu, terkait dengan pengembangan pelabuhan, Jokowi mengatakan bahwa kapasitas Pelabuhan Tenau masih dapat dioptimalkan dengan lebih baik.
Dari kapasitas terminal dermaga peti kemas sebesar 240 ribu TEUs per tahun, aktivitas bongkar muat yang tercatat pada tahun 2018 kemarin baru mencapai 110.000 TEUs per tahun.
Pemerintah juga mengupayakan agar ke depannya, selain kapal ternak, Pelabuhan Tenau juga dipadati dengan hilir mudik kapal-kapal yang membawa muatan ke daerah lainnya.
Upaya tersebut misalnya dihubungkan dengan upaya peningkatan produksi garam di NTT yang nantinya dapat dikirimkan ke daerah lain.
“Kalau garam itu tahun depan sudah mulai produksi, isi (muatan) ke Jawanya garam. Isi nanti mungkin sapinya dipotong di sini, sehingga kirimnya daging beku. Ke depan kira-kira seperti itu,” lanjutnya.
Mengutip siaran pers Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Tenau Kupang dibangun pada tahun 1964 dengan panjang Dermaga 23 Meter.
Baca: Saran Bagi Presiden Jokowi Terkait Sosok Calon Menkominfo
Kegiatan pelabuhan ini dikelola oleh Pelindo III bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan Pelabuhan Tenau antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Staf Khusus Presiden Gories Mere, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.