Bikin Bangga, Ini Bukti Startup Lokal Rajai Layanan Digital di Indonesia
Aplikasi-aplikasi asal Indonesia menjadi pemimpin di kategori masing-masing kecuali pada kategori online shopping.
Di antara keduanya, tingkat heavy users atau pengguna sebanyak lebih dari sekali dalam seminggu mencapai 32 persen. ”Berarti, tiga dari 10 milenial itu pasti menggunakan transportasi online,” kata Hasan.
Pada aplikasi Pesan-Antar Makanan, GO-FOOD yang terintegrasi dalam GOJEK juga memimpin dengan penetrasi penggunaan sebesar 71,7 persen. Posisi kedua ditempati GrabFood sebesar 39,9 persen.
”Konsumsi menggunakan aplikasi food cukup tinggi. Heavy users-nya mencapai 25,6 persen meskipun tidak sekuat transportasi. Jadi, satu dari empat responden pasti membeli makanan dari food application minimal sekali dalam seminggu,” urai Hasan.
Dari aspek peniaian brand asosiasi, GO-FOOD merupakan layanan pesan-antar makanan online dengan layanan cepat, murah, dan banyak pilihan menu.
Di lain pihak, GrabFood asosiasinya banyak promo, layanan cepat, murah.
”GO-FOOD dianggap pelopor food delivery dan menjadi pemimpin pasar. Wajar karena biasanya setiap brand akan menikmati manfaat dari kepeloporannya,” tuturnya.
Pada aplikasi belanja (online shopping), Lazada memimpin dengan tingkat penggunaan sebesar 47,9 persen. Diikuti Shopee (32,2 persen), Tokopedia (15,4 persen), Bukalapak (14,4 persen), OLX (5,5 persen), Blibli (1,8 persen), dan Zalora (1,1 persen).
Pada aplikasi pembayaran digital, ekosistem GOJEK yaitu GO-Pay kembali memimpin dengan tingkat penggunaan sebesar 67,9 persen. Diikuti OVO (33,8 persen), Dana (8,5 persen), PayTren (1,2 persen), dan LinkAja (0,3 persen).
Pada aplikasi pesan hotel/tiket, Traveloka memimpin sebesar 79,0 persen. Unggul jauh dibandingkan Tiket.com (8,9 persen) dan Blibli (5,6 persen).
Untuk diketahui, riset Alvara dilakukan terhadap 1.204 responden (jumlah sampel) dengan metode interview face to face dan margin error 2,89 persen. Area riset mencakup Jabodetabek, Yogyakarta, Bali, kota Padang, dan kota Manado.