Jumat, 3 Oktober 2025

S&P Naikkan Peringkat Utang Bank Mandiri dari BB+ ke BBB-

Peringkat baru ini berlaku untuk utang yang akan dilakukan perseroan dalam mata uang rupiah, maupun valuta asing.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
WARTA KOTA/henry lopulalan
TRANSAKSI FINASIAL----Suasana layanan nasabah yang sudah berjalan normal seperti di cabang Bank Mandiri di Jalan Gatot Subroto, Selasa(12/6/2019). Pada masa liburan Idul Fitri 1-9 Juni dengan mengoprasikan 350 anak cabang, Bank Mandiri mencatat transaksi finansial basabah mencapai sekitar Rp 30,3 Triliun.---Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional, S&P’s Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Bank Mandiri dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook ‘stabil’.

Peringkat baru ini berlaku untuk utang yang akan dilakukan perseroan dalam mata uang rupiah, maupun valuta asing.

Melalui keterangan resmi, Senin (1/7), Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, kenaikan peringkat tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai salah satu korporasi di Indonesia yang berhasil mendapatkan peringkat Investment Grade dari tiga lembaga pemeringkat internasional dan satu lembaga pemeringkat domestik.

Di samping S&P’s, lembaga lainnya yaitu Moody’s rating (Baa2/outlook Stabil), Fitch rating (BBB-/Stabil) dan Pefindo (idAAA/Stabil).

“Kami berharap naiknya peringkat utang ini dapat memperkuat kredibilitas Bank Mandiri di mata investor dan para pemangku kepentingan sektor keuangan Tanah Air. Semoga rating yang semakin membaik ini juga ikut berkontribusi pada pertumbuhan investasi di Indonesia,” kata Panji.

Bank Mandiri berharap peringkat utang terbaru itu juga akan memberikan dampak positif terhadap akses perseroan di pasar modal, serta meningkatkan value bagi investor.

Bank Mandiri, lanjut Panji, terus mendorong perbaikan kinerja melalui penajaman fokus bisnis, inovasi produk dan layanan keuangan, serta monitoring kualitas aset yang ketat.

Baca: Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 54,9 Triliun untuk Sambut Lebaran

"Hasilnya, pada akhir triwulan I-2019, Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 23,4 persen year on year (yoy) menjadi Rp7,2 triliun, yang ditopang oleh pertumbuhan kredit tahunan sebesar 12,4 persen menjadi Rp790,5 triliun dan penurunan rasio NPL sebesar menjadi 2,68 persen," paparnya.

Lebih lanjut Panji menjelaskan, capaian neraca keuangan di akhir Maret 2019 lalu tersebut melanjutkan tren positif perseroan sejak akhir 2016.

Selama empat tahun terakhir, Bank Mandiri tercatat membukukan pertumbuhan laba tahunan sebesar CAGR 23,7 persen YoY.

Begitupula dengan penyaluran kredit per tahun yang juga terus tumbuh double digit dengan kualitas yang semakin membaik. Jika pada akhir 2016 NPL perseroan berada pada 4,00 persen, maka pada akhir Maret 2019 rasio itu telah turun menjadi 2,68 persen.

Menurunnya rasio kredit bermasalah tersebut itu, tambahnya, juga mendorong penurunan alokasi biaya pencadangan yang harus disisihkan perseroan.

Tercatat, pada triwulan I 2019 biaya pencadangan yang disiapkan perseroan sebesar Rp 2,8 Triliun atau mengalami penurunan 28,1 persen YoY.

“S&P sendiri meyakini perbankan Indonesia akan memiliki benefit yang lebih dari situasi ekonomi saat ini yang terus membaik, dimana dalam 10 tahun terakhir rata-rata PDB perkapita riil Indonesia tercatat tumbuh sebesar 4,1 persen, lebih baik daripada rata-rata pertumbuhan negara dengan tingkat upah sama yakni 2,2 persen,” imbuhnya.

Di samping itu, menurutnya, S&P menilai agenda percepatan pengadaan infrastruktur pemerintah akan mendorong peningkatan pertumbuhan kredit perbankan yang diharapkan akan berdampak positif terhadap profitabilitas perbankan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved