Utang Pemerintah Naik jadi Rp 4.528 Triliun per April 2019, Sri Mulyani Bilang Masih Aman
Kemenkeu mencatat utang pemerintah hingga April 2019 mencapai Rp 4.528 triliun. Sri Mulyani mengatakan, utang pemerintah tersebut masih tergolong aman
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah hingga April 2019 mencapai Rp 4.528 triliun.
Utang pemerintah ini naik 0,83 persen ketimbang periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar Rp 4.180 triliun.
Kendati begitu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, utang pemerintah tersebut masih tergolong aman.
"Utang dalam kondisi aman, dengan rasio terhadap PDB sebesar 29,65 persen,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Baca: Peringatkan Indonesia Waspada Utang ke China, Said Didu Beberkan Nasib Malang 3 Negara Ini
Baca: Buka Suara Soal Pemindahan Ibu Kota, Roy Suryo Soroti Utang Indonesia, Ini Faktanya
Baca: Ada Risiko Utang Pemerintah Bakal Naik karena Penerimaan Pajak Seret
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, komposisi utang pemerintah terdiri dari pinjaman sebesar Rp 780,71 triliun dan surat berharga negara Rp 3.747,74 triliun.
Jika dirinci, besaran utang dari pinjaman sebesar Rp 780,71 triliun, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 773,98 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 6,73 triliun.
Kemudian untuk besaran utang dari surat berharga negara (SBN) Rp 3.747 triliun rinciannya SBN denominasi rupiah Rp 2.735,78 triliun dan denominasi valas Rp 1.011,96 triiun.
“Posisi outstanding utang turun dibandingkan Maret 2019. Atau dalam satu bulan turun Rp 38 triliun," kata Sri Mulyani.
APBN Defisit Rp 101,04 Triliun
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN) pada periode April 2019 mengalami defisit sebesar Rp 101,04 triliun.
Defisit ini lebih besar ketimbang periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp 54,9 triliun.
"Defisit anggaran Rp 101 triliun atau 34,1persen dari alokasi defisit tahun ini."
"Ini lebih dalam defisitnya dibandingkan April tahun lalu Rp 54,9 triliun," ujarnya.
Ani menjelaskan, defisit anggaran ini terjadi karena pendapatan negara yang stagnan.
Pada April 2019 pendapatan negara mencapai Rp 530,7 triliun atau 24,51 persendari target APBN 2019.
Sementara itu, dari realisasi belanja negara, tercatat mencapai Rp 631,78 triliun atau sudah 25,67 persen dari pagu APBN 2019.
Realisasi tersebut sekitar 8,38 persen lebih besar dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 582,95 triliun.
“Kita melihat pendapatan negara kita juga mengalami tekanan dan belanja negara tetap mengalami pertumbuhan yang cukup sehat, namun kalau dilihat dari pembiayaan itu masih lebih kecil," kata dia.
Kendati begitu, posisi defisit anggaran diklaim masih stabil dibanding bulan sebelumnya yang sebesar Rp102 triliun.
Menurut Sri Mulyani defisit terbilang stabil, karena peningkatan pos penerimaan dan belanja seimbang.
Sementara defisit APBN per April 2019 mencapai 0,63 persen terhadap PDB.
Sementara periode yang sama di tahun 2018, defisit mencapai 0,37 persen.
“Ini masih kita bakal terus genjot pendapatan dengan penerimaan pajak, jadi biar tidak membengkak dan melebar," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "April 2019, Utang Pemerintah Naik Menjadi Rp 4.528 Triliun" dan "April 2019, Defisit Anggaran RI Capai Rp 101 Triliun"