Diincar AirAsia, Berikut Kinerja Citilink Sepanjang 2018
AirAsia Indonesia menyatakan ketertarikannya untuk mengakuisisi maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC) Citilink Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - AirAsia Indonesia menyatakan ketertarikannya untuk mengakuisisi maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC) Citilink Indonesia.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyebutkan sejumlah alasan pihaknya ingin Citilink bergabung dengan AirAsia, di antaranya keduanya sesama LCC, Citilink kuat di penerbangan domestik untuk maskapai berbiaya murah, kedua maskapai menggunakan pesawat Airbus A320, spare part dan biaya perawatan serupa, serta memiliki rating sejenis AirAsia.
"Kami inginnya AirAsia indonesia dan Citilink bisa jadi satulah, nah kalau memang mau dijual, kami siap untuk beli. Tapi kalau misalkan gak mau jual 100 persen pun enggak apa-apa, kami tetap membuka room untuk itu, oh Garuda mau tetap maintain sahamnya di Citilink sekian persen, monggo," kata Dendy di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Sementara itu, Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo menegaskan, terkait dengan rencana kerjasama strategis, belum ada arahan dari pemegang saham Citilink, baik Garuda Indonesia maupun Kementerian BUMN untuk menggandeng partner strategis dalam pengembangan usaha untuk rencana jangka panjangnya.
"Sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group, Citilink Indonesia optimis mampu berkembang lebih baik lagi dengan dukungan kuat sisi manajemen Garuda Indonesia sebagai induk perusahaan dan dukungan maintenance kelas dunia GMF AeroAsia," jelasnya di Cengkareng, Senin (4/3/2019).
Kinerja Citilink Positif Sepanjang 2018
Citilink sendiri mencatatkan hasil kinerja positif sepanjang tahun 2018 dan di dua bulan awal 2019 dengan rata—rata tingkat keterisian penumpang (Seat Load Factor – SLF) pada setiap penerbangan lebih dari 80 persen.
Baca: Tak Minati Garuda Indonesia, AirAsia Lebih Pilih Caplok Citilink
“Citilink mencapai kinerja yang positif selama tahun 2018, sehingga Citilink Indonesia optimis untuk mencatatkan hasil positif di kuartal pertama ini yang umumnya merupakan kuartal lemah," kata Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo di Cengkareng, Senin (4/3/2019).
Menurut Juliandra, Citilink Indonesia telah menerbangkan 15 juta penumpang selama tahun 2018 atau naik 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang.
"Untuk tahun 2019, Citilink Indonesia juga optimis untuk dapat mencapai target mengangkut 18 juta penumpang hingga akhir tahun 2019," tambah Juliandra.
Citilink Indonesia juga meningkatkan pertumbuhan volume produksinya sebesar 17 persen pada tahun 2018 jika dibandingkan tahun 2017.
Sedangkan untuk market share dibanding maskapai domestik Citilink Indonesia mencatatkan market share tertinggi kedua di kelas LCC yaitu sebesar 14,29 persen pada tahun 2018. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 sebesar 12,62 persen.
Menurut data dari Center for Aviation (CAPA), Citilink Indonesia merupakan maskapai LCC terbesar kedua di Indonesia dengan kekuatan armada sebanyak 61 pesawat.
Sedangkan untuk tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance - OTP) Citilink Indonesia untuk Januari - Februari 2019 tercatat sebesar 91,7 persen.
Citilink Indonesia juga menjadi satu-satunya maskapai LCC di Indonesia yang berhasil memperoleh sertifikasi bintang 4 oleh Skytrax, lembaga pemeringkat industri aviasi internasional terkemuka.
"Selain Citilink, di Asia ada satu maskapai LCC China yang mempunyai sertifikasi ini. Dua lainnya adalah maskapai LCC kelas dunia, Norwegian dan Easyjet dari Inggris," ungkapnya.
Juliandra menjelaskan bahwa pada tahun 2019 Citilink telah dan terus membuka berbagai rute baru di internasional lainnya di Asia maupun domestik khususnya di secondary cities serta menambah frekuensi di rute-rute yang potensial untuk mengakomodir kebutuhan dan harapan pelanggan yang ingin bepergian dengan lebih nyaman, juga cepat dan efisien.
Citilink Indonesia menargetkan total jumlah armada menjadi sebanyak 70 pesawat pada tahun 2019 yang terdiri dari pesawat Airbus A320, ATR 72-600 dan beberapa pesawat berbadan lebar.