Bangladesh Puas Terhadap Kualitas Kereta Produksi INKA
Setelah sukses mengirimkan 150 kereta ke Bangladesh pada 2016, PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun kembali mendapatkan kontrak serupa.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Setelah sukses mengirimkan 150 kereta ke Bangladesh pada 2016, PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun kembali mendapatkan kontrak serupa.
Kali ini Bangladesh Railway (BR) memesan total 250 kereta yang terdiri dari 200 tipe Meter Gauge (MG) dan 50 tipe Board Gauge (BG).
Pemesanan tersebut dilakukan pada awal 2018 lalu dan kini PT INKA Madiun telah menyelesaikan 50 kereta tipe Board Gauge yang tengah dalam proses kemas dan ditargetkan akan dikirim pada bulan ini.
Baca: Bulan Ini, PT INKA Madiun Kirim 50 Kereta Tipe Board Gauge Pesanan Bangladesh
Terkait kontrak pesanan 150 kereta yang sukses dikirim pada 2016, Project Manager LRT PT INKA Madiun Panji Sulaksono mengatakan keunggulan bisnis penjualan kereta yang ditawarkan pihaknya.
PT INKA Madiun tidak hanya menawarkan sarana saja namun juga pendampingan dalam melakukan perawatan kereta tersebut.
"Ya 150 (kereta) itu kontrak tahun 2015-2016, sebenarnya kita jual kereta di Bangladesh itu bukan jual selesai ya, tapi kita back up sampai masa maintenance nya sampai 4 tahun," ujar Panji, saat ditemui di Amaris Hotel, Kartoharjo, Madiun, Senin (14/1/2019).
Baca: Disindir Menjemput Mantan Usai Nyanyi Lagu Topeng Ariel, Respons Luna Maya Buat Studio Langsung Riuh
Ia menilai penawaran dalam penyediaan layanan terbaik itulah yang membuat Bangladesh Railway mau kembali memesan produk selanjutnya kepada PT INKA Madiun.
"Mungkin dipandang orang sana ya dalam hal ini Bangladesh Railway, support kita maksimal atau performance kita baik," jelas Panji.
Menurutnya, tingkat kepuasan yang tinggi tersebut membuat Bangladesh Railway menambah pesanannya hingga 250 kereta dengan 2 tipe yang berbeda pada 2018.
"Dan menurut mereka mungkin itu cukup bikin mereka merasa puas dengan apa yang sudah kita berikan sebelumnya, mungkin ya, sampai kita diberi kepercayaan lagi 250 kereta berikutnya," kata Panji.
Selain itu, bantuan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk pendekatan pada sisi Government to Government (G2G) turut menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilan PT INKA Madiun dalam mendapatkan kontrak baru tersebut.
"Sebenarnya sih di sisi lain mungkin kita juga dibantu sama pemerintah juga untuk pendekatan G2G nya, Government to Government, otomatis Kemenlu yang membantu kita untuk pendekatan yang di Bangladesh Railway," papar Panji.
Ia juga mengklaim bahwa sikap Indonesia yabg sangat ramah dalam berbisnis, menjadi salah satu 'daya pikat' dan membuat Bangladesh Railway kembali memesan kereta dari PT INKA Madiun sebagai perseroan yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN itu.
"Di luar itu, mereka (Bangladesh Railway) menurut saya cukup suka dengan orang Indonesia yang friendly katanya," tutur Panji.
Ia pun menjelaskan apa yang membedakan bisnis penjualan kereta yang ditawarkan masing-masing negara biasanya berbeda.
Namun, untuk PT INKA Madiun biasanya menawarkan produk yang dilengkapi dengan perawatan selama jangka waktu tertentu.
"Tergantung sih, tergantung kontrak projectnya, tapi kita selama ini sih keluarnya itu biasanya bawa paket maintenance juga," papar Panji.