Menperin Klaim Industri E-Commerce Tidak Akan Matikan Pasar Tradisional
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, keberadaan e-commerce tak akan menggeser pasar tradisional
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesatnya perkembangan ekonomi digital mengubah perilaku masyarakat dalam berbelanja.
Munculnya e-commerce berbasis aplikasi, seperti Tokopedia, BukaLapak dan Lazada membuat orang makin gencar belanja online. Data Google & Temasek di 2017 mencatat, pembelian produk via e-Commerce di Indonesia mencapai US$ 10,9 miliar atau sekitar Rp 146,7 triliun.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa menggilas pasar tradisional serta pusat-pusat perbelanjaan lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, keberadaan e-commerce tak akan menggeser pasar tradisional, justru keduanya saling melengkapi (co-exist).
"Menurut saya ini new opportunity. Antara online dan offline saling mengisi, bukan membunuh," ucap Airlannga dalam Kompas100 CEO Forum di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Baca: Jangan Takut, Pemakaian Bahan Bakar Biodiesel B20 Tak Gugurkan Garansi Truk Isuzu
Menperin Airlanggar mencontohnya seorang pedagang di Kabupaten Bogor yang mampu meningkatkan pendapatan setelah mengembangkan bisnisnya ke pasar digital.
Ia mengimbau para pelaku usaha terus memanfaatkan peluang di perkembangan ekonomi digital ini.
"Seorang ibu jualan lemper biasanya buat 100, dengan promosi di sosmed dia buat 1000 lemper sehari. Rata-rata kami lihat penjualan satu tahun per vendor kira-kira 50 juta. Jadi ini sebuah kesempatan," ujarnya.
Selain itu, Airlangga meyakini perlu ada penyesuaian dari sudut harga serta kualitas produk.
"Perlu ada penyesuaian barang dan harga, di e-commerce harga relatif lebih rendah dibanding mal. Jadi harus menyesuaikan," ujarnya.