Impor Laptop Melambung, Menperin: Karena Bea Masuk Masih 0 Persen

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor laptop per Mei 2018 termasuk notebook mengalami peningkatan dibandingkan bulan April 2018.

Per Mei 2018, nilai impor laptop mencapai 100,1 juta dolar AS. Ssedangkan per bulan April 2018 nilai impor mencapai 51,5 dolar AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hatarto mengatakan, lonjakan impor dikarenakan bea masuk untuk laptop dan notebook masih 0 persen, sama seperti handphone.

"Kita lihat bagian elektronik, ini tentunya kan bea masuknya 0 persen, seperti handphone," ungkap Airlangga di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kamis (28/6/2018).

Airlangga menjelaskan untuk menekan laju impor yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memperketat Standar Nasional Industri (SNI) dan retaliasiasi.

Karena jika pemerintah dengan menaikkan tarif bea impor akan ada pihak-pihak yang dirugikan.

Baca: ALFI: Integrasi Tarif Ruas Tol JORR Untungkan Industri Logistik

"Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memperketat SNI, dan kedua, kalau ada kerugian retaliasi dalam bentuk bea masuk anti dumping, itu kan semua tergantung. Sudah ada memprotes atau memberikan laporan atau nggak, selama itu tidak ada yang protes dirugikan. Selama ini belum," kata Airlangga.

Baca: Rupiah Siang Ini Terpuruk ke Posisi Rp 14.325 Per Dollar AS

Untuk meningkatkan standar industri, pemerintah juga akan meminta perusahaan teknologi yang masuk ke Indonesia agar membangun innovation center atau kegiatan transfer teknologi.

"Nanti kita dorong industri smartphone dan yang lain dengan (mendirikan) inovation center," ungkap Airlangga.

Kenaikan nilai impor laptop selama Januari hingga Mei 2018 menurut BPS mencapai 425,9 juta dolar AS.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 mengalami kenaikan 41,06 persen dari total impor senilai 301,9 juta dolar AS.