Minggu, 5 Oktober 2025

Mei 2018, Neraca Dagang RI Defisit Sebesar 1,52 Miliar Dolar AS

Sementara itu, secara tahun kalender pada periode Januari hingga Mei 2018, nercara perdagangan mengalami defisit sebesar 2,83 miliar dolar AS.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
Tribunnews/JEPRIMA
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/3/2018). Kegiatan penimbangan peti kemas ekspor di pelabuhan atau verifikasi berat kotor kontainer ekspor/verified gross mass (VGM) di Pelabuhan Tanjung Priok bakal melibatkan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai penerbit dokumen sertifikasi VGM. Saat ini, di Pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima pengelola fasilitas terminal ekspor impor yakni JICT, TPK Koja, Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), Terminal 3 Priok, dan New Priok Container Terminal-One (NPCT-1). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTABadan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia sepanjang Mei 2018 mengalami defisit sebesar 1,52 miliar dolar AS. Angka tersebut tercatat lebih rendah dari posisi April 2018 lalu yang mencapai 1,63 miliar dolar AS.

Sementara itu, secara tahun kalender pada periode Januari hingga Mei 2018, nercara perdagangan mengalami defisit sebesar 2,83 miliar dolar AS.

“Nilai neraca perdagangan Indonesia Mei 2018 mengalami defisit 1,52 miliar dolar AS, dipicu oleh defisit sektor migas 1,24 miliar dolar AS dan nonmigas 0,28 miliar dolar AS,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (25/6/2018) di kantor BPS, Jakarta.

Suharianto mengungkapkan, defisit terjadi karena nilai ekpsor pada bulan Mei 2018 sebesar 16,12 miliar dolar AS lebih rendah dari nilai impor sebesar 17,64 miliar dolar AS.

BPS mencatat, nilai impor Indonesia naik 9,17 persen dibanding April 2018 lalu. Hal itu disebabkan oleh naiknya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 487,8 juta dolar AS dan 994,7 juta dolar AS.

Baca: Pemerintah Klaim Arus Mudik dan Balik Lebaran Tahun Ini Lebih Baik Dibanding Tahun Lalu

“Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor seluruh komponen migas seperti minyak mentah sebesar 10,62 persen, hasil minyak 29,33 persen dan gas 9,01 persen,” jelas Suhariyanto.

Berdasarkan asal negara, impor tertinggi berasal dari China yang mencapai 18,36 miliar dolar AS atau sekitar 27,87 persen dari total impor. Diikuti Jepang senilai 7,59 miliar dolar AS dan dari Thailand sebesar 6,93 miliar dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2018 meningkat 10,90 persen dibanding April 2018 dari 14,54 miliar dolar AS menjadi 16,12 miliar dolar AS.

Peningkatan ekspor Mei 2018 disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 9,25 persen dan juga ekspor migas yang naik 28,80 persen.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved