Tahun Ini, Kemenperin Targetkan Ekspor Perhiasan Senilai 3 Miliar Dolar AS
Pemerintah menargetkan ekspor perhiasan senilai 3 miliar dolar AS pada 2018, atau naik 15,3 persen dari realisasi 2017 sebesar 2,6 miliar dolar AS.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan ekspor perhiasan senilai 3 miliar dolar AS pada 2018, atau naik 15,3 persen dari realisasi 2017 sebesar 2,6 miliar dolar AS. Timur Tengah dan Uni Eropa masih menjadi pasar terbesar.
"Lebih dari 50 persen kita ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA), sisanya ke Uni Eropa dan negara lainnya," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih di sela pembukaan Jakarta International Jewellery Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Kamis (19/4/2018).
Selain itu, pemerintah juga akan membuka pasar ekspor ke Sri Lanka. Selama ini, Sri Lanka mengimpor perhiasan dari Dubai dan Abu Dhabi (UEA). Sementara perhiasan di UEA berasal dari Indonesia.
"Ke depan kita akan memfasilitasi langsung permintaan dari Sri Lanka dari Indonesia, jadi ga perlu ke UEA," kata Gati.
Gati mengatakan Kemperin telah melakukan upaya menurunkan tarif bea masuk impor untuk bahan baku intan yang awalnya 5 persen menjadi 0 persen. Hal ini untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri perhiasan dalam menghadapi persaingan global.
Beberapa bentuk pembinaan yang telah dilakukan antara lain memberikan bimbingan teknis produksi, pendampingan tenaga ahli, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, memfasilitasi mesin, kemudahan akses pembiayaan, serta meningkatkan akses pemasaran dengan program e-Smart IKM.
Upaya lain untuk memperluas akses pasar melalui pameran berskala internasional, seperti ajang Jakarta International Jewellery Fair 2018 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) pada 19-22 April 2018 di Jakarta Convention Center.
Pameran ini dihadiri Embassy of Turkey in Indonesia, Head of Russian Cultural Center, Embassy of Belgium, dan Embassy of Italy.
Pameran diikuti 30 IKM perhiasan, 19 peserta luar negeri, dan 51 pengrajin yang meliputi perhiasan mutiara, perak, giok aceh, batu-batuan, serta aksesoris khas daerah. Peserta juga memamerkan mesin, material mekanika dan perangkat industri perhiasan.
"Biasanya orang luar negeri ga ikut, sekarang dari Italia ikut. Mereka melihat pasar Indonesia bagus seiring dengan meningkatnya kelas menengah di Tanah Air," kata Gati.
Pameran ini juga memberikan kesempatan untuk para konsumen melakukan investasi emas dan produk perhiasan lainnya. Investasi emas sebagai komoditas yang terbatas kuantitasnya dan diperdagangkan secara global dapat memberikan hasil timbal balik yang menjanjikan.
Adapun rangkaian acara berikutnya adalah Surabaya Jewellery Fair 2018, pada 25 – 28 Oktober 2018 di Shangri-La Hotel, Surabaya.