Kemendes PDTT Gelar Temu Bisnis Prukades Turut Melibatkan 20 Bupati atau Perwakilan Lembaga
Forum temu bisnis yang mengangkat tema “Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan” melibatkan 20 bupati/perwakilan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Forum temu bisnis yang mengangkat tema “Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan” (Prukades) yang melibatkan 20 bupati/perwakilan, perusahaan swasta, perbankan, dan beberapa kementrian/lembaga terkait, terselenggara oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), di ruang Ofsroom, Kemendes, Rabu (31/1/2018) pagi lalu.
Terkait kegiatan ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan, keterlibatan para pemangku kepentingan atau stakeholder dalam temu bisnis tersebut diharapkan dapat mempercepat serta menjamin efektifitas Prukades.
Hingga saat ini, program Prukades telah diterapkan oleh 43 kabupaten dengan produk unggulan berbeda.
“Lewat forum ini, mereka (bupati) saling menunjukkan produk unggulannya di setiap daerah. Kemudian karena bank dan dunia usaha mendengar, sehingga akan melihat opportunity,” ungkap Eko Putro Sandjojo.
Selanjutnya, Mendes PDTT mengungkapkan, Prukades adalah upaya untuk membentuk klaster ekonomi yang saat ini dikeroyok oleh 19 kementerian/lembaga. Klaster ekonomi dibutuhkan untuk memenuhi skala produksi agar sarana pascapanen bisa masuk ke desa.
“Desa kita ini miskin karena tidak punya pasar. Pasar itu apa? Ya sarana pascapanen kalau sektor pertanian. Nah sarana pasca panen tidak bisa masuk ke desa karena skala produksinya tidak cukup sehingga menjadi tidak ekonomis,” tuturnya.
Mengenai program Prukades, Menteri Eko menerangkan, adalah model yang dapat menguntungkan pihak petani maupun swasta. Masyarakat dapat berperan sebagai pelaku proses produksi, sedangkan swasta hanya berlaku sebagai off taker, rantai pemasaran, dan rantai input produksi.
“Ini yang melaksanakan masyarakat semua. Jadi kalau masa lalu perusahaan punya tanah kemudian masyarakat sebagai pekerja saja, sekarang masyarakat yang melakukan proses produksinya. Perusahaan yang membantu secara manajemen dan pascapanennnya. Buat masyarakat juga bisa senang, karena mereka tidak hanya pekerja, tapi mereka juga punya set produksi yang pasarnya sudah ada,” paparnya.
Seentara itu, masih di ruangan Ofsroom, Kemendes, pakar ekonomi Aviliani mengatakan, program Prukades tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin, melainkan juga untuk meningkatkan daya saing dengan menyatukan beberapa desa melalui satu produk unggulan.
Menurutnya, forum bisnis Prukades tersebut bisa dimanfaatkan untuk mennyinkronkan antara kebutuhan perusahaan dan potensi yang dimiliki oleh desa di masing-masing daerah.