Ketua MPR Mengaku Miris Dengar Harga Gabah Turun Jelang Panen Raya, KSP: Jangan Sampai Impor Beras
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan perasaan mirisnya mendengar harga gabah turun hingga Rp. 1300 saat kondisi sedang panen di mana-mana.
TRIBUNNEWS.COM, BANYUASIN - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan perasaan mirisnya mendengar harga gabah turun hingga Rp. 1300 saat kondisi sedang panen di mana-mana.
Hal ini disampaikan Ketua MPR saat bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri panen raya di Kabupaten Banyuasin.
Baca: Inilah Soal Ujian Matematika Kelas 5 SD di China yang Dianggap Tak Masuk Akal
“Kita tinggal menghitung hari memasuki panen raya, tetapi harga gabah jatuh," katanya, Senin (29/1/2018)
Menurut Zulkifli, beberapa hari lalu diketahuinya harga gabah masih Rp. 5500 sekarang harga Rp. 4200 dan petani sudah rugi. Apalagi memasuki panen raya.
"Marilah kita muliakan petani," ujar Zulkifli.
Ketika media menanyakan terkait adanya identifikasi mafia dalam hal perberasan ini, ketua MPR mengatakan untuk itulah sekarang dirinya hadir bersama Kabareskrim dan Satgas Pangan untuk melihat permasalahan yang ada di lapangan.
“Kita bela Mentan. Karena Mentan selalu berpihak kepada petani. Kami akan sampaikan pemikiran - pemikiran ini kepada Presiden bahwa dengan kenyataan yang ada di lapangan impor Beras kami tolak,” tegas Zulkifli
Menurutnya, dengan melihat langsung di lapangan bersama Mentan Amran, memang benar ada panen di mana-mana, khususnya di Banyuasin.
“Kalau pedagang kan banyak di Jakarta. Mereka tidak tahu bagaimana di lapangan dan tidak melihat seperti luasan panen ini”, ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan saat ini harga sudah turun Rp. 300 sampai Rp. 700. Seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Untuk mengatasi permasalahan Ini, kami minta Bulog untuk membeli gabah petani. Yang biasanya hanya 150 ribu ton kami minta agar ditingkatkan jadi 600 ribu ton” katanya.
Pada kesempatan yang sama Ketua DPR Bambang Soesatyo menanggapi pertanyaan media terkait adanya rencana impor.
Dirinya telah meminta Komisi IV agar mendesak pemérintah untuk meninjau kembali rencana pemerintah terkait impor beras 500 ribu ton.
“Karena saat ini petani memasuki panen dan harga sudah mulai turun, apalagi ada rencana impor. Inikan menjadi beban psikologis bagi petani. Padahal kita mau petani makmur,” kata Bambang.