Ritel Online Masih Belum Bisa Kalahkan Penjualan Toko Ritel Konvensional
Penjualan ritel daring (e-commerce) masih belum bisa mengalahkan sistem toko atau supermarket yang sudah tersedia saat ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan ritel daring (e-commerce) masih belum bisa mengalahkan sistem toko atau supermarket yang sudah tersedia saat ini. Sebab, porsi penjualannya masih kecil sebesar 1-2 persen dari total penjualan ritel yang ada di Indonesia.
"Kalau online ritel sekarang, sebagai pelengkap saja. Mungkin berapa ritel mereka ingin lebih healthy secara top line dan bottom line, apakah online mengalahkan offline ritel, itu masih belum," ujar GM KeSupermarket.com, Martin Setiadarma, ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu (6/12/2017)
Martin menambahkan, permasalahan belanja online ini juga sempat menjadi perbincangan banyak orang. Karena, banyak anggapan, jika sistem online ritel telah membuat daya beli masyarakat mengalami pelemahan.
"Tidak melemah. Kita yakin offline masih bagus. Kecuali di pasar luar mungkin. Itu juga berdasarkan data online ritel di luar. Tapi, kita harus antisipasi belanja online itu," tegas Martin.
Antisipasi yang dilakukan, dia mengaku, perusahaannya yang merupakan Group dari Ranch Market sudah membuat bisnis penjualan online ritel. Hal itu demi mengantisipasi kalangan milenial yang lebih nyaman untuk mendapatkan barang lewat gadget yang dimiliki.
"Kita sudah persiapkan bisnis online dari lama, kita persiapkan sekarang untuk nantinya generasi milenial lebih nyaman. Itu ide yang akan kita lakukan," tegas dia.
Sebelumnya, Direktur Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Eny Pangabean mengatakan, kontribusi e-commerce hanya 2,4 persen di 2017, dari total penjualan ritel di Indonesia.
"Penjualan online belum jadi disrupsi ritel, meski penjualannya meningkat, porsinya masih 1,6 persen di 2016, dan hanya menyumbang 0,59 persen terhadap PDB sementara pada 2017 baru sekitar 2,4 persen dengan sumbangan 0,69 persen terhadap PDB," tutur Eny.
Secara nominal, Eny menyatakan, penjualan e-commerce senilai 5,65 juta dolar AS di 2016, dan meningkat 23 persen senilai 6,96 juta dolar AS di 2017. Meski kecil, pertumbuhan penjualan e-commerce memang akan terus meningkat hingga 2020.